GenPI.co Jatim - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) datang ke Kebun Binatang Surabaya (KBS) untuk mencari tahu kematian gajah Dumbo berusia 2,5 tahun.
Tim KLHK juga datang bersama Tenaga Pakar Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Eksotik, dan Aquatik, serta drh. Wisnu Pradana.
"Ini adalah salah satu upaya kita untuk mengetahui penyebab dari kematian gajah Dumbo," kata Kepala Seksi Pengawetan Eksitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan (KLHK), Desy Satya Chandradewi, Senin (20/12).
drh. Wisnu Wardana dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia dan Tenaga Ahli dari Asosiasi Satwa Liar, Eksotik, dan Aquatik menyebut, diagnosis sementara ini gajah Dumbo diperkirakan terserang infeksi akut, yakni elephant herpesvirus atau virus herpes pada gajah.
Penyakit ini termasuk jenis baru, penyebarannya di Indonesia pertama kali ditemukan pada retang tahun 2010-2014.
Penyebaran virus herpes yang menyerang gajah itu terjadi di beberapa lembaga konservasi, seperti di Tangkahan dan Way Kambas dengan gejala yang hampir mirip.
"Saya tahu persis gejala penyakitnya serupa mirip dengan itu (elephant herpesvirus). Gejala patologi dan klinisnya dari pendarahan yang dilihat dari rongga mulut, seluruh pencernaan, jaringan tubuh, ada disebut PTQ pendarahan hebat. Diagnosis sementara adalah virus pada gajah," kata Wisnu di KBS.
Guna memperkuat analisis sementara terkait penyebab kematian gajah Dumbo, dia bersama KLHK masih menunggu konfirmasi hasil diganosis dari laboraturium.
"Kita masih tunggu, (tapi dugaan) gejala patologis anatominya mengarah pada ke sana (elephant herpesvirus)," ujarnya.
Wisnu menambahkan, elephant herpesvirus ini merupakan penyakit berbahaya yang menular pada gajah. Pihak KBS disarankan untuk memperketat biosecurity yang ada.
"Gajah muda hendaknya jangan diekspose dulu," imbuhnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News