GenPI.co Jatim - Pemprov Jawa Timur meminta kepada seluruh masyarakat agar membatasi pola mobilisasi di dua momen akhir tahun, yakni Natal dan tahun baru (Nataru).
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyebut, pembatasan pergerakan masyarakat ini sebagai langkah mencegah munculnya lonjakan angka kasus Covid-19.
"Warga Jawa Timur tetap bisa meminimalisir mobilitasnya. Sebab, pengalaman tahun lalu ketika ada masa libur, maka 14 hari kemudian cenderung terjadi lonjakan," kata Khofifah, Jumat (24/12).
Mantan menteri sosial itu menyampaikan, saat ini kondisi Covid-19 di Jawa Timur sudah cenderung landai.
Dia berharap ada langkah pencegahan dan tak larut dalam euforia pergantian tahun. Apalagi kata dia, munculnya varian baru Covid-19 yakni omicron harus benar-benar diwaspadai.
"Masyarakat perlu dan harus waspada dengan munculnya virus varian baru yang sudah mulai mewabah di lebih lima puluh negara di dunia. Bahkan, beberapa negara di Eropa sudah melakukan pembatasan mobilitas," katanya.
Beberapa langkah antispasi yang telah disusun, di antaranya, dengan melakukan penjagaan dan pengawasan di sektor transportasi, pariwisata dan tempat publik.
Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Timur, kata dia, telah melakukan pemetaan pada jalur darat, laut dan udara.
"Termasuk melakukan penebalan petugas saat operasi lilin dan pengecekan di beberapa titik yang sudah direncanakan Dishub Jatim bersama Polda Jatim," terangnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News