GenPI.co Jatim - Kerusakan hutan akibat erupsi Gunung Semeru membuat sejumlah satwa, yakni monyet turun. Primata ini muncul di kawasan jalur perbukitan Piket Nol, Kabupaten Lumajang.
Fenomena ini tentu saja menjadi perhatian masyarakat. Terutama para pekerja yang sedang merancang pembangunan jembatan gantung di sekitar Gladak Perak.
Monyet-monyet tersebut turun ke jalanan diduga karena lapar. Para pekerja pun akhirnya memberikan nasi bungkus kepada sekelompok monyet.
"Setelah kejadian erupsi baru sekarang monyet-monyet ini turun. Mungkin di atas sudah gak ada yang bisa dimakan. Tapi sebelumnya memang sudah sering keliaran," kata warga sekitar Sucipto, Jumat (26/12).
Namun, tingkahnya terlihat lebih jinak. Monyet-monyet itu mendekati manusia, seakan memberikan isyarat bahwa tengah kelaparan.
"Kalau monyet di Gladak Perak memang ada, tapi kalau ada manusia dia lari. Kalau sekarang malah semua turun mendekat pasti monyet-monyet ini kelaparan," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Novita Kusuma Wardani menyebutkan, erupsi Gunung Semeru ada sekitar 1.268 hektar lahan hutan rusak. Kawasan itu meliputi zona rimba, inti, maupun pemukiman.
Di tiga zona itu banyak sekali keberadaan satwa-satwa liar. Pihaknya mengaku sedang berusaha menyelematkan satwa.
Hanya saja memang belum dilakukan secara maksimasl karena kondisi di lapangan masih berbahaya untuk didekati.
"Di zona itu ada landak, makaka, babi hutan, dan jenis lain. Kami waktu evakuasi sempat menyelamatkan landak. Tapi yang lain belum sempat kami temukan. Mudah-mudahan satwa sempat menyelamatkan diri ke tempat lebih aman ketika terjadi erupsi," pungkasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News