GenPI.co Jatim - Komisi D DPRD Kota Surabaya mendorong pemkot untuk mengelar pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas.
Sekretaris Komisi D DPRD Kota Surabaya, Akmarawitakadir meminta dinas pendidikan mempertimbangkan kondisi psikologis peserta didik.
"Karena psikologis anak-anak yang daring terus kelihatannya mudharatnya lebih banyak," ujarnya, Rabu (5/1).
Dia menjelaskan, PTM ini nantinya akan dilakukan secara bertahap sembari melihat perkembangan Covid-19 di Kota Surabaya.
Akma menekankan penyelenggaraan PTM harus memperhatikan penerapan protokol kesehatan (prokes).
"Misalkan ya Omicron itu (angka kasus) merebak naik dan jumlah yang terpapar banyak, itu otomatis kan dievaluasi. Jadi bertahapnya itu bisa naik ke 100 persen full atau bisa dikurangi lagi. Jadi dilihat dari situasi dan kondisi," katanya.
Terkait PTM 100 persen, politikus Partai Golkar itu tak menyoal pada jumlah keseluruhan siswa dalam satu ruang kelas.
Melainkan menghitung kemampuan kelas menampung bangku siswa yang diatur dengan jarak 1 meter.
"Kalau dihitung (luasan kelas) ya 24 meter kali berapa itu, itu harus dipenuhi jaga jarak antara (bangku) sesuai yang ditentukan Kementerian Pendidikan, jaraknya (antar bangku) 1 meter itu terpenuhi semua," ujarnya.
Sememtara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, pihaknya kini akan mematangkan seluruh persiapan pelaksanaan PTM secara terbatas.
Hal tersebut juga termasuk pada pola perhitungan ketersedian bangku pada tiap kelas dengan jarak 1 meter sesuai araha pemerintah pusat, melalui SKB 4 Menteri
"Nanti kalau dengan pola jarak 1 meter isinya berapa. Nanti jam dan harinya ngikuti, mungkin 50 persen hari ini tatap muka, 50 persen besoknya," kata Yusuf. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News