Sebuah Desa di Mojokerto Darurat Demam Berdarah

09 Januari 2022 06:30

GenPI.co Jatim - Desa Parengan, Kecamatan, Jetis, Kabupaten Mojokerto darurat Demam Berdarah Dengue (DBD).

Satu anak dilaporkan meninggal dunia, dan tujuh anak lainnay dari tiga rukun tetangga di desa tersebut masih menjalani perawatan medis.

"Sekarang sudah bisa dikatakan darurat, karena di Desa Parengan, ada satu anak meninggal, usianya enam tahun positif DB," ujar Kepala Puskesmas Jetis dr Kusuma Wardani mengutip dari Ngopibareng.id, Sabtu (8/1).

BACA JUGA:  Cegah Demam Berdarah, Dinkes Magetan Fogging 120 Rumah

Satu anak yang meninggal dunia setelah terserang DBD tersebut diketahui berusia 6 tahun pada 2 Januari 2021 lalu.

Dia menyampaikan, berdasarkan konfirmasi dari pihak orang tua, anak tersebut meninggal dunia akibat lambatnya penanganan dari pihak keluarga.

BACA JUGA:  Waspada Kasus Demam Berdarah di Kabupaten Kediri, Sudah 182 Orang

"Dipikir dingin, anaknya itu sudah sembuh. Padahal itu di mana dia (korban) kritisnya. Anyep, lalu apatis, tidak mau makan, tidak mau ngomong. Baru perutnya sakit itu langsung di bawah ke rumah sakit, tak lama meninggal," bebernya.

Setelah diperiksa di laboratorium baru diketahui bahwa trombositnya turun 40 ribu. "Padahal normalnya 150 ribu," ujarnya.

BACA JUGA:  Cegah DBD dan Covid-19, Pemkot Surabaya Terjunkan Ribuan Kader

Dokter Kusuma Wardani mengaku langsung mengambil sejumlah langsung bergerak cepat untuk mengambil sampel dari pasien dengan ciri DBD lainnya.

Pihaknya juga bergerak melakukan fogging ke sejumlah desa yang warganya sudah dinyatakan positif DBD.

Tak hanya itu, sosialisasi juga digencarkan kepada kepala desa di Kecamatan Jetis untuk melakukan edukasi.

"Kami sosialisasi di Desa Perning dulu setelah itu di Parengan. Kami tegaskan kalau panas tiga hari wajib dilakukan uji laboratorium. Kalau mereka tidak punya BPJS, tidak apa-apa pakai KTP, kita yang datang ke desa," kata dia.

Dirinya mengingat masyarakat untuk berhati-hati dengan tetap menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

"Kami juga berharap pada masyarakat dapat lebih responsif membawa anggota keluarganya yang sakit untuk menjalani pemeriksaan di fasilitas kesehatan. Itu dibutuhkan mengurangi risiko paling buruk akibat DBD," tandasnya. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM