Sistem Shift PTM Dipertanyakan DPRD Surabaya, Guru Bisa Kelelahan

09 Januari 2022 20:00

GenPI.co Jatim - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen di Surabaya yang bakal berlangsung minggu depan menggunakan sistem 2 shift.

Nantinya para siswa akan masuk secara bergantian sesuai dengan jam telah ditetapkan.

Seperti halnya pada pelajar SMP, mereka akan masuk sekolah pada pukul 06.30-09.30 WIB dan pukul 10.00-13.00 WIB.

BACA JUGA:  DPRD Surabaya Minta Sekolah Dilengkapi PeduliLindungi

Sedangkan pelajar di tingkat SD, pelajaran akan dimulai pukul 07.00-09.00 WIB dan pukul 09.30.12.00 WIB.

Penerapan sistem dua shift tersebut menjadi sorotan DPRD Kota Surabaya, melalui Komisi D.

BACA JUGA:  Dinkes Kota Batu Gencar Tracing, Antisipasi Omicron

Hal yang diperhatikan adalah kondisi kesiapan fisik dari para guru di masing-masing sekolah.

"Yang kita khawatirkan guru-guru nanti lelah. Kalau yang (mengajar) per bidang studi seperti di SMP mungkin bisa, soalnya berbeda-beda (pengajar) tiap bidang studinya berbeda ya. Tapi kalau SD itu kan harus guru kelas," kata Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Khusnul Khotimah saat dihubungi GenPI.co Jatim, Minggu (9/1).

BACA JUGA:  PTM di Kota Malang Belum Bisa Terapkan PeduliLindungi, Kenapa?

Politisi PDI Perjuangan itu meminta kepada Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya untuk melakukan pengawasan kepada kondisi kesehatan seluruh guru.

"Mudah-mudahan itu harus dipertimbangkan (penerapan PTM 100 persen dengan sistem shift). Saya berharap tenaga pendidik, bapak dan ibu guru, anak-anak juga sehat dan mengikuti PTM dengan baik," ujarnya.

Anggota Komisi D, Tjutjuk Supariono mengaku keberatan dengan pola penerapan shift ini.

Politisi PSI ini mengaku lebih setuju jika PTM tetap digelar dengan sistem hybrid atau masuk sekolah secara bergantian, tanpa sistem shift.

"Pertimbangannya ya tenaga guru. Kasihan kan, kalau saya sih ya cenderung setuju dengan tetap hybrid," ucapnya.

Bahkan dia juga mengaku tak mengetahui penerapan shift pada PTM. Sebab, hal tersebut disebutnya tak dipaparkan oleh Dispendik Kota Surabaya saat hearing bersama Komisi D.

"Nah kok tidak dipaparkan, tiba-tiba muncul kok sistem shift," ujarnya.

Alhasil, dia pun memempertanyakan keputusan penerapan pelaksanaan dengan model pembelajaran dua shift ini.

Pihaknya pun berencana memanggil ulang Dispendik Kota Surabaya untuk membicarakan perihal penerapan sistem shift pada PTM di Kota Surabaya.

"Jadi kita minta klarifikasi kok gak ada obrolan seperti ini (penerapan shift)," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, PTM di Kota Surabaya akan berjalan 100 persen.

Pada pelakanannya, PTM akan dibagi dalam sistem shift, yakni 50 persen di sesi pertama dan 50 persen pada sesi kedua.

"Kita laksanakan model shift," kata Yusuf, Kamis (6/1). (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM