GenPI.co Jatim - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen di Kota Surabaya sudah berjalan sejak Senin (10/1) yang lalu.
Nah, meskipun PTM 100 persen sudah berjalan. Pemkot Surabaya tak ingin kecolongan, terjadi penyebaran Covid-19.
Sebagai langkah antisipasi, Pemkot Surabaya melakukan tes swab rutin kepada para siswa.
Apa lagi, masyarakat juga masih punya rasa kekhawatiran pada varin baru Covid-19, yakni Omicron.
"Di SKB 4 Menteri itu juga disebutkan. Kalau ada sekolah yang kena, maka akan diistirahatkan selama 14 hari," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melalui keterangan tertulis, Rabu (12/1).
Eri menyebut, pelaksanaan PTM 100 dengan model dua shift harus menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat, baik oleh siswa maupun guru di setiap sekolah.
"Sebagai manusia, kita harus tetap ikhtiar dengan tetap menjaga prokes ketat," ujarnya.
Pelaksanaan PTM 100 persen juga dibarengi pemberian vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun, lantaran masih ada sejumlah yang belum menjalani vaksinasi dikarenakan masih ada yang baru mengikuti Bulan Imunasasi Anak Sekolah (Bias).
"Ini kan (anak yang baru mengikuti Bias) tidak boleh langsung di vaksin, karena harus menunggu satu bulan dulu. Kami harus menunggu dari aturan vaksin sebelumnya, yakni harus menunggu 1 bulan terlebih dahulu setelah mendapat suntikan vaksin campak, difteri tetanus (dT), dan tetanus (Tt)," terang Eri.
Eri menambahkan, di kondisi saat ini masyarakat harus tetap patuh pada prokes guna mencegah ledakan kasus Covid-19.
"Insyaallah Kota Surabaya, ketika ada lonjakan Covid-19, dengan kekuatan dan kepatuhan warga Surabaya sekarang menjadi landai. Matur nuwun (terima kasih) kepada seluruh masyarakat Kota Surabaya, yang patuh menjalankan prokes dan saat ini (Covid-19) menjadi landai," ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News