GenPI.co Jatim - Asrama Haji Surabaya menerapkan sistem bubble atau zonasi pada karantina para Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Terdapat 12 gedung yang digunakan untuk karantina, dan terbagi dalam tiga bubbel.
Masing-masing zona dihuni oleh para PMI sesuai negara asal tempat bekerja.
"Misalnya, Malaysia tiba pertama (ditempatkan) di bubble satu. Kemudian, (kloter kedatangan PMI) dari Singapura datang ditempatkan di bubble dua, terus datang lagi dari Brunei di bubble tiga," kata Kepala UPT Asrama Haji Sukolilo Sugianto, Selasa (25/1) sore.
Dia mengungkapkan setiap gedung memiliki kapasitas mencapai 600 unit per kamar. Setiap kamarnya akan diisi oleh dua orang PMI.
Selama menjalani masa karantina, para PMI yang datang dari masing-masing negara tak diizinkan saling berinteraksi.
Pihaknya memberi sekat pagar seng pada setiap zona atau bubble tersebut untuk mencegah interaksi antara penghuni lokasi karantina.
Proses isolasi bagi para PMI berjalan selama tujuh hari. Mereka wajib berada di kamar saat masa isolasi.
Barulah di hari ke enam, PMI yang dikarantina akan menjalani tes swab PCR. Jika hasilnya negatif mereka akan diizinkan meninggalkan Asrama Haji untuk pulang ke daerah asalnya masing-masing.
"Hari ke tujuh pagi, mereka pulang kalau negatif swabnya ke duanya," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News