DP3A Surabaya Siapkan Konseling, Antisipasi Kekerasan Anak

03 Februari 2022 19:30

GenPI.co Jatim - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A PPKB), menyiapkan tenaga konseling sebagai langkah antisipasi potensi tindak kekerasan di lingkungan sekolah.

Kepala DP3A PPKB, Tomi Ardiyanto mengatakan, pihaknya telah memiliki sistem maupun personel untuk melakukan penyuluhan materi konseling di SD-SMP se-Surabaya.

Tercatat, DP3A PPKB punya 18 konselor dari ranah internal kedinasan dan 12 konselor volunteer.

BACA JUGA:  Waroeng Steak and Shake di Malang Kebakaran, Hanguskan Restoran

Kendati demikian, rencana tersebut masih harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya.

"Dalam hal ini sudah menyangkut domainnya Dispendik, karena terkait sekolah, guru, muridnya tentunya kami harus minta izin dulu," kata Tomi kepada GenPI.co Jatim, Kamis (3/2).

BACA JUGA:  Ratusan Kasus Omicron di Jatim Tak Bergejala, Waspada!

Apabila dibutuhkan, Tomo memastikan adanya sosialisasi terkait langkah antisipasi kekerasan di lingkungan pendidikan bakal dilakukan secara menyeluruh.

"Jadi nanti seperti mengumpulkan orang tuanya, gurunya, atau muridnya saja," terangnya.

BACA JUGA:  Pemkot Surabaya Antisipasi Covid-19, 2 Bidang ini Diperketat

Menurutnya, selama di lingkungan sekolah pendidikan konseling seharusnya bukan hanya tugas guru BK saja, melainkan juga peran dari semua tenaga pengajar.

"Iya semua guru malahan harus tahu. Kan gini, yang intens ketemu sama murid itu guru pengampu mata pelajaran. Pembekalan soal konseling sangat dibutuhkan," ujarnya.

Tomi menambahkan, dirinya juga sudah mengungkapkan hal ini kepada Komisi D DPRD Kota Surabaya saat rapat hearing, Rabu (2/2) kemarin.

"Bahkan bisa lebih luas lagi (tidak hanya konseling), tapi nanti juga pendampingan terkait budi pekerti dan kekeluargaan," jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Komisi D DPRD Kota Surabaya Akmarawita Kadir menyebut, pihaknya bakal berjalan bersama Pemkot Surabaya untuk melakukan penguatan pada pola pendidikan.

Menurutnya, sekolah tidak hanya berbicara soal materi pembelajaran dan penerapan protokol kesehatan (prokes) saja. Namun, harus memerhatikan kondisi psikis, baik dari guru maupun siswa.

"Kalau sudah koordinasi ini harapan kedepan gak terulang lagi (kekerasan di sekolah)," ungkapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM