GenPI.co Jatim - Kasus pemukulan siswa oleh oknum guru di SMPN 49 Surabaya berakhir damai. Ayah korban mencabut laporan di kepolisian.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi angkat bicara terkait pilihan pencabutan laporan tersebut.
"Saya terima kasih banyak, kita diberi contoh oleh Pak Ali (orang tua siswa korban kekerasan, red) bahwa warga Surabaya harus saling memaafkan. Kalau ada kekurangan dan kesalahan, bagaimana kita memperbaiki kesalahan itu agar menjadi lebih baik lagi," ujarnya, Sabtu (5/2).
Eri memang sejak awal menaruh perhatian pada kasus tersebut. Mantan kepala Bappeko Surabaya itu bahkan sudah menyempatkan diri untuk mengunjungi sekolah dan rumah korban.
Dia bersyukur kasus tersebut berakhir damai dan saling memafkan di antara keduanya.
"Alhamdulillah, kemarin Pak Ali itu menyampaikan akan istikharah, waktu saya datang ke rumah beliau. Saya sampaikan, Pak Ali ini kan orangnya saleh, hidupnya penuh dengan agama sehingga waktu itu beliau menyampaikan akan mencabut itu (laporan)," kata Eri.
Menurutnya, sesama manusia harus saling memaafkan. Berakhirnya kasus tersebut menandakan bahwa warga Surabaya memiliki rasa empati dan gotong royong yang tinggi.
"Rasa empati, rasa gotong royong dan tepo seliro itu ditunjukkan betul di Kota Surabaya. Semoga ini bisa menjadi contoh bagi saya pribadi wali kota, secara umum juga kepada seluruh warga Surabaya," katanya.
Pun demikian, Eri memastikan secara administrasi prosesnya tetap berjalan. Saat ini Inspektorat Surabaya tengah menangani kasus itu.
Pihaknya juga memastikan akan melakukan tes psikologi kepada guru tersebut, sehingga muridnya dapat lebih nyaman.
"InsyaAllah, ketika Pak Ali sudah mencabut laporan di polres maka kami juga akan mempertimbangkan itu. Sehingga nanti ke depan gurunya juga diberikan kesempatan agar ini menjadi pembelajaran betul maka tidak ada lagi kekerasan guru terhadap muridnya," kata dia.
Sementara itu, orang tua siswa Ali Muhjayin mengaku, sudah memaafkan oknum guru dan mencabut laporan di kepolisian.
Pihaknya mengaku sejak awal hanya ingin memperjuangkan dunia pendidikan.
"Dalam artian saya ingin menjalankan kewajiban saya dari seorang ayah, itu mendidik anak saya dan menanamkan, ketika saya tidak bisa mengajarkan ilmu formal, saya tetap mengajarkan mereka budi pekerti, saling memaafkan dan berjiwa besar," kata Ali.
Dia menilai, guru JS selaku orang tua kedua anaknya memiliki niat baik untu kmendidik anaknya.
"Pak JS tetap sebagai orang tua murid saya, tentu saja orang tua saya juga. Jadi saya mempunyai kewajiban untuk menjaga dan menghormati Pak JS," katanya.
Ali juga mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang memberikan atensi khusus terhadap keluarganya.
"Kami sebagai warganya, kami sebagai anaknya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan atensi yang luar biasa dari beliau. Ini luar biasa sekali bagi keluarga kami," katanya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News