GenPI.co Jatim - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta warga Kota Surabaya yang terkonfirmasi positif tanpa gejala dan bergejala ringan covid-19 segera melakukan isolasi terpusat (isoter).
Menurutnya, lokasi isolasi terpusat (isoter) yang disediakan oleh Pemkot Surabaya mempunyai fasilitas yang memadai.
"Kita melihat kelengkapan layanan bagi pasien covid-19 sangat bagus," kata Khofifah usai meninjau Asrama Haji Surabaya, Selasa (7/2).
Khofifah menyebut, ketersedian layanan isoter yang lengkap juga untuk mengantisipasi adanya kenaikan kasus pandemi.
Apa lagi, bedasarkan prediksi Menteri Kesehatan (Menkes) bahwa dalam kurun waktu 65 hari, setelah 16 Januari 2022 akan terjadi kenaikan angka covid-19.
"Berarti 22 Maret diprediksi akan mengalami puncak dari covid-19," ujarnya.
Di samping ketersedian optimalisasi ketersedian fasilitas di isoter, mantan Menteri Sosial (Mensos) ini juga meminta Pemkot Surabaya untuk memperketat sosialisasi protokol kesehatan (prokes).
"Tugas pemerintah bersama Forkopimda Provinsi Jawa Timur, maupun kabupaten/kota adalah menguatkan 3T nya," ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pemkot sudah menentukan dua titik lokasi isoter untuk menghadapi prediksi lonjakan kasus covid-19.
"Ada di Asrama Haji dan Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT)," terangnya.
Eri menambahkan, ketika ada masyarakat yang dinyatakan positif covid-19 dan berstatus orang tanpa gejala (OTG) maupun gejala ringan, agar melakukan isolasi secara terpusat.
"Sebenarnya isolasi mandiri boleh, tetapi kalau ada keluarganya negatif (covid-19) kasian nanti kalau ketularan," jelasnya.
Isolasi mandiri, kata dia, juga harus melihat pada sejumlah aspek kesiapan yang ada di tempat tinggal masing-masing.
"Kalau tidak memenuhi syarat, seperti ventilasi dan kamar mandi sendiri, kami tempatkan disini (Asrama Haji atau RSLT). Tugas pemerintah adalah memberikan tempat yang nyaman," ujarnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News