GenPI.co Jatim - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengingatkan pimpinan cabang NU se-Indonesia untuk tidak terlibat politik praktis.
"Kalau ada PCNU yang terlibat dan secara terang-terangan melakukan gerakan dukung-mendukung politik tertentu maka akan kami berikan surat peringatan tertulis," kata Gus Yahya, sapaan akrabnya di Surabaya, Kamis (16/2).
Pemilu 2024 tak lama lagi, dia meminta pengurus cabang untuk tidak ikut berpolitik.
Peringatan Gus Yahya ini tak main-main. Beberapa waktu lalu, PBNU sudah memanggil pengurus PCNU Kabupaten Banyuwangi, Sidoarjo, dan Bondowoso sekaligus.
Ketiga pengurus cabang tersebut diminta untuk menjelaskan terkait dugaan melakukan gerakan politik praktis.
Ketiga PCNU itu, kata Gus Yahya, terindikasi terlibat politik melampaui batas-batas parameter yang diizinkan, yakni mengatasnamakan lembaga.
PCNU Banyuwangi misalnya, diminta untuk menjelaskan laporan adanya agenda politik Pilpres 2024 yang melibatkan PCNU.
Gus Yahya menjelaskan, kegiatan tersebut digelar di kantor PCNU Banyuwangi dengan mendatangkan salah seorang bakal calon presiden, Rabu (19/1).
"Tempat kegiatan di kantor PCNU, lalu backdrop disebutkan kegiatan PCNU, tapi isinya politik praktis. Mereka sudah kami tegur secara lisan. Peringatan tertulis akan berlaku untuk PCNU se-Indonesia jika melakukan hal sama," katanya.
Dia mengingatkan, sesuai hasil keputusan Muktamar Ke-26 Tahun 1979, organisasi tidak diizinkan terlibat politik praktis.
Namun, bila itu dilakukan atas nama pribadi maka dipersilakan. "Tapi, itu tadi, jangan membawa atas nama lembaga dan kalau pribadi harus bisa bertanggung jawab," kata Gus Yahya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News