GenPI.co Jatim - Arca Agastya ditemukan di situs Srigading, Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang saat ekskavasi tahap kedua.
Arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, diperkirakan arca tersebut berasal dari abad ke-10 Masehi.
Dia menduga, arca itu rusak saat bangunan candi runtuh. Pihaknya menyebut, dugaan menguat candi tersebut runtuh pada semua bagian dan arca tersebut berada di dalam relung.
Arca tersbeut terjatuh dan tertimpa material yang lebih berat. Tim peneliti masih menemukan potongan tangan dengan memegang kendi.
"Kami membuka sisi timur, ditemukan adanya arca yang berada di antara reruntuhan bata. Ini kami identifikasi sebagai arca Agastya," ujarnya, Rabu (23/2).
Wicaksono mengungkapkan Arca Agastya yang ditemukan terbuat dari bebatuan andesit dengan kandugan silika, sehingga terlihat seperti berkilau saat didekati.
Informasi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Agastya merupakan seorang resi dari India yang menyebarkan ajaran Hindu ke selatan, salah satunya di Indonesia.
Ciri arca ini yakni berperut buncit, berkumis, berjenggot, dan bertangan dua.
Dirinya menjelaskan, berdasarkan temuan arca, situs Srigading yang berada di tengah lahan tebu ini memiliki pembagian ruang seperti candi Hindu aliran Siwaistis.
Candi yang mirip dengan itu yakni Prambanan di Jawa Tengah.
Wicaksono mengaku juga menemukan lingga. "Lingga ini kami temukan pada kedalaman 60 centimeter, berada di sisi timur yoni dengan jarak kurang lebih 30 centimeter," katanya.
Tim BPCB Jawa Timur, kata dia, tengah menyisir sisi timur candi. Tim mencari letak tangga sebagai titik menentukan orientasi arah bangunan candi.
"Ini kami berharap nanti akan menemukan temuan lain dari ekskavasi tahap kedua, terutama pada bagian depan atau tangga dari bangunan itu sendiri," katanya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News