Konflik Rusia dan Ukraina, Indonesia Disebut Bisa Cegah Perang

28 Februari 2022 18:30

GenPI.co Jatim - Pakar Hubungan Internasional Universitas Brawijaya/UB Malang Arief Setiawan punya pandangan terkait konflik antara Rusia dengan Ukraina.

Menyikapi konflik tersebut, Arief menilai posisi Indonesia harus tetap menerapkan politik bebas aktif.

Sesuai dengan pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat yang berbunyi, mewujudkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

BACA JUGA:  Wagub Jatim: Wanita Berperan Penting Cegah Anak Gunakan Narkoba

“Indonesia harus segera mendorong kedua negara untuk berdamai. Jika tidak bisa, Indonesia dinilai harus mengambil langkah mencegah agar jangan ada negara lain yang terlibat,” kata Arief pada GenPI.co Jatim, Senin (28/2).

Alumni Magister di Peoples’ Friendship University of Russia ini mengungkapkan Indonesia punya kedekatan khusus dengan negara tersebut.

BACA JUGA:  Jembatan Tlogomas Dibuka, Dishub Kota Malang Uji Coba 2 Pekan

Keistimewaan itu, setidaknya Indonesia bisa mencegah agar tidak ada lagi negara yang terlibat dalam konflik tersebut. Apalagi, dalam pandangannya Indonesia merupakan saudara muda bagi Rusia.

“Pemerintah harus segera melobi Rusia agar menghentikan serangan karena kita harus belajar soal Irak, Afghanistan dan Libya akan jadi konflik berkepanjangan," kata dia.

BACA JUGA:  Sempat Ditolak, Mahasiswa UB Malang ini Juara Gokart Nasional

Karena serangan tersebut membuat masyarakat tidak aman dan anak-anak akan terlantar.

Arief menjelaskan Indonesia harus mengambil sikap dengan cara tidak mengancam tapi melakukan lobi.

Dia mengingatkan Indonesia punya hubungan spesial dengan Rusia sejak era Bung Karno.

“Saya di sana dulu 3 tahun dan tahu betul Rusia sangat menghargai Indonesia. Kita ingat bagaimana Bung Karno disambut rakyat Moscow, bahkan Rusia juga membantu saat pembebasan Irian Barat,” paparnya.

Ditambah lagi, banyak lagu Indonesia yang diterjemahkan ke Bahasa Rusia dan menjadi lagu hits di negara tersebut. Bahkan pada tahun 2014 ada 7 kampus di Rusia yang membuka Program Studi Bahasa Indonesia.

Kedekatan historis inilah yang harus dimanfaatkan Indonesia dengan cara melakukan lobi yang tidak mengancam.

“Sebab jangan sampai Indonesia mengeluarkan pernyataan yang justru memanaskan situasi,” pungkasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM