Inovasi Warga Dinoyo Kota Malang Bisa Ditiru, Sampah Jadi Sembako

08 Maret 2022 16:30

GenPI.co Jatim - Warga RW 05, Kelurahan Dinoyo, Kota Malang mempunyai inovasi, yakni menukarkan sampah untuk mendapatkan sembako.

Para warga tersebut menginisiasi kegiatan tukar sampah dengan sembako melalui Bank Sampah Delima.

Salah satu pengurus Bank Sampah Delima, Imam Wahyudi mengatakan, warga bisa menukarkan sampah anorganik, seperti kertas, botol bekas, minyak goreng bekas dengan sembako beras, gula, serta minyak goreng.

BACA JUGA:  Kembali ke Level 2, Wali Kota Surabaya Optimistis Ramadan Normal

“Kegiatan tukar sampah dengan sembako ini sebagai upaya mengurangi volume sampah dan membantu masyarakat. Tujuannya masyarakat mampu secara mandiri mengelola sampah organik maupun anorganik. Sehingga beban TPS atau TPA berkurang,” papar Imam, Selasa (8/3).

Mekanisme serta syarat dan ketentuannya, warga cukup mendaftar sebagai nasabah di Bank Sampah Delima RW 05 Kelurahan Dinoyo.

BACA JUGA:  Bermanuver di Jatim, Muhaimin Iskandar Siap Panaskan Pilpres

Nah, setelah mendaftar, langkah selanjutnya, warga harus memilah sampah dari rumah sesuai kriterianya masing-masing.

“Sistem pencatatan adalah dengan poin. Rata-rata masyarakat masih menyimpan hasil setor sampah kedalam buku rekening nasabah. Kemudian hasil setor sampah tersebut akan ditukarkan dengan sembako ketika menjelang bulan Ramadan,” jelasnya.

BACA JUGA:  Wali Kota Malang Sampaikan Kabar Baik Covid-19, Perhatikan

Apabila poin penukaran sampah sudah mencukupi, maka dapat ditukarkan dengan sembako, namun apabila belum cukup atau lebih maka akan menjadi saldo yang tercatat di buku nasabah.

Sedangkan, besaran poin tersebut berbeda-beda, tergantung pada sampah yang disetorkan. Sebagai contohnya, beras kemasan 0,5kg mendapatkan 500 poin, sedangkan gula pasir 0,5kg bisa ditukarkan dengan 925 poin dan minyak goreng 500 ml setara dengan 500 poin.

“Terkait animo warga, masyarakat cukup antusias. Pada tahap pre-launching ini ada sekitar 50 warga yang mendaftar menjadi nasabah. Harapannya, kegiatan ini bisa terus berlanjut dan bisa dikembangkan,” pungkasnya.

Sedangkan untuk sampah anorganik akan diolah menjadi kerajinan daur ulang dan sampah organik bisa di kelola untuk budi daya maggot, urban farming dan sebagainya. Sehingga bisa membuka lapangan kerja serta ke depan proses pencatatan buku nasabah akan di lakukan dengan aplikasi android.

Upaya yang dimulai dari lingkungan sebagai hulu produksi sampah ini tentu sangat membantu capaian target kebijakan strategis daerah (Jakstrada) pengurangan sampah.

Terpisah, Wali Kota Malang, Sutiaji mengapresiasi inisiatif sederhana namun bermakna ini. Menurutnya kegiatan tersebut merupakan bentuk implementasi pendekatan ekonomi sirkular yang bisa menggali nilai ekonomis sampah.

"Harapan saya ini bisa dikembangkan di RW-RW lainnya. Tentu dengan beragam kreasi masing-masing untuk kurangi sampah kota", ujarnya.

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang dalam laporan semester satu tahun 2021, capaian pengurangan sampah di Kota Malang 59,660.54 ton/tahun atau sebesar 24.12 persen atau baik dari tahun sebelumnya sebesar 22.71 persen. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM