GenPI.co Jatim - Menjelang dibukanya Pasar Turi pada akhir Maret 2022 sejumlah kendala masih terjadi, yakni antara pedagang dengan PT Gala Bumi Perkasa selaku Manajemen Pasar Turi.
Permasalahan ini membuat Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mempertemukan keduanya, PT Gala Bumi Perkasa dengan perwakilan pedagang yang diwakilkan oleh Himpunan 7 Organisasi Pedagang Pasar Turi (HOPPT), Selasa (8/3).
Mediasi yang diakomodir Eri Cahyadi itu dilakukan di Ruang Sidang Balai Kota Surabaya.
"Saya bilang kalau mengambil sebuah keputusan itu tidak bisa kuat-kuatan, ditaruh dulu egonya masing-masing," kata Eri di Balai Kota, Selasa (8/3).
Eri menyebut, keluhan dari para pedagang tidak semuanya bisa diakomodir PT Gala Bumi Perkasa.
Walhasil, pihaknya bakal mencarikan solusi dengan melibatkan perhitungan dari tenaga ahli, salah satunya menyangkut biaya pemeliharaan.
"Terkait PDAM, listrik, terus service cas. Itu Nanti Insyaallah kalau Gala dan teman-teman pedagang juga akan mengikuti," jelasnya.
Soal besaran biaya pemeliharaan bagi pedagang, angkanya nanti akan diambil rate paling tengah.
Diketahui, besaran biaya pemeliharaan atau biaya layanan yang dibebankan kepada penyewa stand Pasar Turi, yakni sebesar Rp90 ribu. Namun, pedagang meminta angkanya diturunkan menjadi Rp70 ribu.
"Pasti kami hitung (angka biaya cas). Jadi, teman-teman sudah sepakat. Jangan sampai untuk kepentingan satu dua orang tapi pedagang tidak bisa masuk," tegasnya.
Ketika para pedagang sudah terakomodasi di dalam Pasar Turi, Pemkot Surabaya nantinya bakal melakukan pembongkaran pada Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang selama digunakan oleh pedagang di depan Pasar Turi. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News