GenPI.co Jatim - Menko Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, para pakar saat ini tengah melakukan perhitungan terkait segala kemungkinan masa transisi pandemi ke endemi.
Luhut juga mengaku, pemerintah tak mau asal-asal menetapkan status tersebut.
Langkah kehati-hatian dalam menyikapi proses transisi menjadi hal utama yang tetap diperhatikan.
"Pakar kita lagi ngitung, jadi kami gak bisa gegabah," kata Luhut, Minggu (13/3).
Soal beberapa negara tetangga, seperti Malaysia yang akan menerapkan masa endemi, menurutnya Indonesia tak mau asal ikut-ikutan saja.
Dia menekankan banyak hal yang harus dipertimbangkan terkait penerapan status endemi covid-19.
"Jangan ikut-ikut orang lah ya, setiap negara punya masalah yang beda-beda. Indonesia negara kepulauan, kalau anda lihat indonesia kayak eropa, misalnya dari Bali terbang ke Jakarta itu kayak 2 negara, termasuk Jatim," jelas Luhut.
Luhut sekali lagi menegaskan, seluruh pengambilan keputusan menyoal masa transisi pandemi ke endemi harus memperhatikan perhitungan para ahli.
"Kami percaya ahli, masa yang bukan ahli kami percayai," ujarnya.
Sementara itu, Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) dr Windhu Purnomo menerangkan, tingkat kasus covid-19 harus diperhatikan jika ingin menerapkan masa transisi.
Artinya, dimana angka kasus covid-19 sudah berada di tingkat yang rendah dan dalam kondisi datar. Kemudian, layanan kesehatan tidak terbebani penanganan kasus.
"Indikatornya tinggal lihat, kami sudah punya asesment dari Kementerian Kesehatan," terangnya.
Windhu menambahkan, level PPKM diangka satu harus terjadi dalam kurun waktu 3 bulan beruntun, hal itu sudah bisa dikatakan endemi.
"Sekarang level 1 besok level 2 tidak bisa kalau seperti itu," jelasnya.
Dia mengaku optimis Indonesia bisa melalui masa pandemi covid-19 dalam kurun wakth setengah tahun
"Terpenting gak terburu-buru seperti United Kingdom, Singapura yang sampai buka masker," ujarnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News