GenPI.co Jatim - Epidemiolog Universitas Airlangga atau Unair M. Atoillah Isfandiati menilai, keputusan peniadaan tes antigen dan PCR bagi pelaku perjalanan domestik adalah langkah yang terburu-buru.
Kendati kasus gelombang ketiga Covid-19 telah melalui masa puncak.
Dia mengatakan, Covid-19 di Indonesia masih fluktuatif dan beberapa kali justru terbilang tinggi.
Seharusnya aturan yang ditujukan bagi masyarakat yang sudah divaksin dosis satu dan dua itu diterapkan lebih sabar lagi.
"Kalau kita mau bersabar dua minggu lagi. Kita ada di posisi yang sama dengan akhir Januari, posisi dasar gelombang. Saat ini kita masih berada pada lereng gelombang," kata Atoillah, Senin (14/3).
Atoillah menambahkan, tak lagi diterapkannya syarat perjalan domestik dengan berkas tes antigen dan PCR bisa mempersulit pelacakan kasus Covid-19.
Terlebih mobilitas yang tinggi bisa memunculkan risiko paparan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), sedangkan penyebabnya juga sulit diketahui.
"Di sisi lain, tidak tahu ISPA yang meningkat disebabkan oleh Covid-19 atau bukan," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News