Sutiaji Saran Instal MiChat untuk Lurah dan Camat, ini Alasannya

15 Maret 2022 21:15

GenPI.co Jatim - Wali Kota Malang, Sutiaji menyarankan untuk mengunduh aplikasi pesan MiChat yang ramai diperbincangkan warganet.

Alasan Wali Kota Sutiaji untuk mengunduh aplikasi MiChat ke lurah dan camat untuk memantau bisnis prostitusi online.

Menurutnya, saran tersebut diberlakukan karena kondisi Kota Malang saat ini sudah dalam kondisi darurat prostitusi online.

BACA JUGA:  Banjir Melanda Jember, 6 Lokasi Terdampak Banjir

Hal itu diperkuat dengan giat sweeping yang dilakukan oleh Satpol PP dalam beberapa hari terakhir.

"Malang itu darurat (bisnis Open BO, red). Masyarakat juga tahu, bagi penyedia tempat itu jangan dibuat main-main, karena itu melanggar," ujar Sutiaji, saat ditemui di sela-sela kegiatannya, Selasa (15/3).

BACA JUGA:  Sering Banjir, Pemkot Malang Normalisasi Sungai

Perlu diketahui, informasi secara luas memang aplikasi pesan buatan start-up dari Singapura tersebut, kini disalahgunakan untuk bisnis prostitusi online berjenis Open BO. Kebijakan ini diutarakan oleh Sutiaji karena menurutnya kegiatan tersebut sudah melibatkan anak dibawah umur.

"Maka lurah dan camat harus tahu semuanya. Malang itu luar biasa, mungkin njenengan wes eroh (kalian sudah tahu). Saya ngomong kan jadi viral," katanya.

BACA JUGA:  Pasar Turi Segera Buka, Dinkopdag Lakukan ini

Sebelumnya, diakui oleh Sutiaji, jika Kota Malang memiliki tempat lokalisasi bernama Kalisari yang saat ini telah dilokalisir oleh Pemerintah Kota Malang.

Tetapi, setelah ia mengetahui bisnis tersebut merambah dunia online maka langsung mengambil kebijakan untuk Lurah dan Camat menginstal aplikasi MiChat guna memantau di wilayahnya masing-masing.

Di sisi lain, Sutiaji kini tengah memantau satu lokasi yang nampaknya digunakan untuk bisnis prostitusi online tersebut. Dia mengatakan bahwa sejauh ini dirinya melakukan pemantauan bersama Satpol PP Kota Malang.

"Saya pernah sampai jam 2 malam dengan istri dengan teman-teman Satpol PP. Di sana keluar masuk, keluar masuk. Ada itu satu tempat (prostitusi, red)," imbuhnya.

Sementara, untuk mekanisme pemantauan, Sutiaji setiap harinya bakal mendapatkan laporan dari Lurah dan Camat. Menurutnya, jika kebijakan tersebut dilaksanakan secara masif, masyarakat yang sering melakukan transaksi Open BO tersebut akan semakin takut.

"Efektif, orang-orang main itu sekarang bakal takut. Tapi ini bukan kewajiban, tetapi ini saran saja untuk dilaksanakan," lanjutnya.

Namun, dia memastikan jika seluruh Lurah dan Camat menggunakan aplikasi MiChat tersebut hanyalah untuk melakukan pemantauan bisnis Open BO.

"Kan ramai sekarang MiChat, ditakoni pun gawe dewe opo gawe mantau (ditanya buat sendiri atau buat memantau), lurah camat tidak demikian (menggunakan sendiri untuk Open BO)," tegasnya.

Dirinya pun tak bisa memungkiri bahwa saat ini prostitusi online melalui MiChat tersebut semakin merebak di Kota Malang. Bahkan, banyak para pelaku prostitusi yang terpaksa melakukan hal tersebut karena himpitan ekonomi.

"Kadang kalau ekonomi itu alibi. Karena dia satu hari bisa sampai 5. Sekali gitu ada yang Rp1 juta, kalau 4 kali kan sehari Rp4 juta. Maka tolong sampaikan kepada masyarakat untuk hati-hati," pungkasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM