Epidemiolog Unair Sebut Ada Varian Omicron Siluman, Harap Waspada

20 Maret 2022 19:30

GenPI.co Jatim - Epidemiolog Universitas Airlangga atau Unair Laura Navika Yamani menyebut, ada peningkatan kasus positif Omicron Siluman.

Varian tersebut merupakan jenis virus Covid-19 jenis Omicron, namun saat dilakukan pengujian didapati hasilnya seolah-olah bukan Omicron.

"Dinamakan sebagai Omicron Siluman, karena melalui uji untuk mengetahui Omicron atau bukan yaitu S-gene Target Failure (SGTF), hasilnya dapat menunjukan seolah-olah bukan Omicron," kata Laura tertulis, Minggu (20/3).

BACA JUGA:  Epidemiolog Kritik Keras Peniadaan Tes Covid-19 untuk Perjalanan

Varian tersebut tak punya perbedaan pada tingkat keparahan dan gejalanya dengan jenis BA.1 atau varian sebelumnya. Namun secara karakteristik dua jenis ini berbeda.

"Omicron Siluman atau BA.2 dinyatakan lebih menular, namun untuk tingkat keparahannya tidak berbeda secara signifikan," jelasnya.

BACA JUGA:  Menohok, Epidemiolog Nilai Pemerintah Terlalu Terburu-buru

Varian BA.2 ini punya kemampuan menghindari antibodi yang terbentuk dari hasil penyuntikan vaksin.

Dia mengatakan, vaksin masih harus dilakukan kepada seluruh masyarakat sebagai proteksi dari infeksi virus Covid-19.

BACA JUGA:  Syarat Tes Covid Dihapus, Epidemiolog Unair: Kurang Tepat

"Namun, tidak menghilangkan daya proteksi dan antibodi yang dihasilkan vaksin untuk melawan varian dari turunan Covid-19," lanjutnya.

Laura mengaku, kemungkinan munculnya varian baru setelah Omicron Siluman masih tak bisa diprediksi.

Hanya saja, selama sirkulasi virus masih ditemukan, potensi keberadaan mutasi varian baru masih bisa terjadi.

Terdapat dua kemungkinan, yakni mutasi tersebut punya sifat menguatkan atau bahkan melemahkan. Seperti halnya varian Omicron yang punya penularan tinggi, namun tingkat keparahannya rendah dibandingkan Delta.

"Yang bisa dilakukan memonitor dan mencegah terjadinya infeksi virus," ujarnya.

Sementara itu, Laura tak menampik bahwa kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan. Namun, masyarakat tetap diminta menjalankan protokol kesehatan (prokes) dan vaksinasi.

"Vaksin dan protokol kesehatan menjadi upaya intervensi yang masih perlu dilakukan secara menyeluruh," jelasnya," kata Laura. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif Reporter: Ananto pradana

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM