Pasar Turi Kembali Buka, Penantian 28 Tahun Mat Surip Terbayarkan

22 Maret 2022 01:00

GenPI.co Jatim - Pemerintah Kota Surabaya mulai merelokasi pedagang Pasar Turi dari tempat penampungan sementara (TPS) menuju dalam gedung.

Kembali dibukanya Pasar Turi membuat salah satu pedagang Mat Surip (51) akhirnya terbayarkan.

Saat proses relokasi itu berlangsung, Mat Surip yang sehari-hari berdagang perlengkapan TNI dan Polri itu membereskan barang-barangnya dari bangunan semi permanen dari lantai dua.

BACA JUGA:  TPS Pasar Turi Dibongkar, Pemkot Surabaya Punya Rencana

Di depan standnya yang dekat dengan pintu keluar itu bertumpuk beberapa karung berisi barang dagangan. Hal yang sama juga dilihat dagian dalam lapaknya.

Dua orang petugas BPBD berbaju oranye turut membantu proses pengepakan barang. Selanjutnya, karung-karung itu akan dinaikan ke truk yang sudah menanti di depan tokonya.

BACA JUGA:  Ghosting Resto Menjamur, Bapenda Kota Malang Merugi

Mat Suip mengaku senang akhirnya bisa menempati stand di Pasar Turi Baru. Relokasi ini dirasanya tak ada kendala, pemkot katanya sudah memenuhi tuntutan pedagang.

Hanya, saja sebenarnya para pedagang ingin pindah ke dalam usai hari raya, namun hal itu tak bisa terwujud.

BACA JUGA:  2 OPD Pemkot Malang Diganjar Penghargaan

"Yang mau menempati (stand Pasar Turi Baru) ya nempati. Kalau yang enggak mau ya (barang dagangan) di bawah pulang," kata Mat Suip saat ditemui di depan stand dagangannya, Senin (21/3).

Kunci stand pun sudah digenggam. Artinya, akses berjualan sudah didapat. Dia sudah siap melakukan aktivitas di stand baru.

Mat Suip merupakan pedagang lawas di Pasar Turi. Usahanya sudah buka dari tahun 1994, sekurangnya sudah 28 tahun mengenyam asam garam berdagang di Pasar Turi.

"Sebelum kebakaran Pasar Turi sudah di sini," terangnya.

Tokonya di Pasar Turi Baru itu terletak di lantai 1 dan ada juga yang di lantai 4.

Dia berharap, setelah Pasar Turi para pedagang TPS kembali ke dalam gedung sembilan lantai dan luas 64.019 meter persegi usaha mereka bisa berjalan lancar. Termasuk kebijakan yang dikeluarkan pihak pengelola juga tak memberatkan.

"Pedagang itu minta yang enak, tidak terlalu memberatkan pedagang," jelasnya.

Senada dengan Mat Suip, pedagang lainnya Haji Asnan mengaku antusias menempati standnya di Pasar Turi Baru. Hanya saja, proses pengosongan dirasanya terlalu mepet.

Pedagang mesin jahit ini akan menempati bagian lower ground gedung Pasar Turi Baru.

"Saya mulai dari 1985 (berdagang), terus pindah ke sini (TPS) 2009. Pelanggan sudah tahu kalau pindah ke dalam," ungkapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM