Pakar Universitas Brawijaya Saran untuk Mandalika, ini Katanya

26 Maret 2022 11:30

GenPI.co Jatim - Gelaran MotoGP di Sirkuit Mandalika, NTB pada 18-20 Maret 2022 yang lalu berdampak luas, salah satunya Indonesia semakin dikenal dunia.

Melihat hal ini, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya, Maulina Pia Wulandari mengungkapkan, saat ini mata dunia sudah paham keberadaan Mandalika.

Lanjutnya, kesempatan ini wajib dipertahankan, terutama dari aspek branding yang perlu dijaga.

BACA JUGA:  WCC Kota Malang Dukung Instal MiChat, Simak Alasannya

"Terutama kunjungan wisata di Lombok. Kemudian evaluasi juga efeknya kepada potensi pekerjaan baru yang muncul di sana, termasuk peluang bisnis pariwisata dan bagaimana dampat sosial masyarakatnya," ujarnya, Sabtu (26/3).

Berdasarkan dampak yang terjadi di MotoGP Mandalika, Maulina Pia menyarankan, selanjutnya untuk kembali menyelenggarakan agenda internasional lagi.

BACA JUGA:  Kondisi Cuaca Jawa Timur Hari ini, BMKG Beri Peringatan Hujan

“Mandalika ini harus dijaga kesinambungannya. Jangan seperti Sentul dulu karena masalah politik kemudian tidak dipakai," sambung alumni program doktor University of Newcastle ini.

Dia juga mengatakan, branding tidak hanya sekedar saat event saja, namun bagaimana pemerintah melalui organisasi yang ditunjuk bisa menjaga sirkuit dan harus mempunyai tim dengan manajemen branding kuat dengan level internasional.

BACA JUGA:  Disdik Lumajang Sudah Panggil Pak Ribut, Begini Hasilnya

Maulina Pia memberikan contoh, seperti melalui community realtions yang harus berkesinambungan, pemerintah pusat harus menyampaikan akuntabilitas keuntungan dari event MotoGP kepada pemerintah daerah.

“Image juga bisa tercipta saat pemerintah atau pengelola bisa melakukan transparansi dan akuntabilitas tentang Mandlika dan disampaikan ke publik,” tuturnya.

Selain itu, pakar Branding ini juga mengingatkan pemerintah harus tetap memperhatikan dampak lingkungan dan dampak sosial budaya dari akan semakin dikenalnya Mandalika.

“Pembukaan sirkuit Mandalika itu tentu tetap ada efek negatif yang harus diantisipasi misal kemungkinan muncul prostitusi, drug atau obat-obatan, minuman keras sebab hal ini mayoritas gaya hidup orang western,” sambung Maulina Pia.

Dia juga berharap warga asli Lombok bisa menjadi tuan rumah atas keberadaan Mandalika yang saat ini sudah dikenal dunia.

“Sampai saat ini saya masih melihat warga Lombok masih menjadi pelayan. Memang harus ada studi lebih lanjut apakah pengusaha lokal dapat efek positif dari adanya Mandalika. Jangan sampai pemodalnya tetap orang luar daerah, warga Lombok hanya jadi pekerjanya,” pungkasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM