GenPI.co Jatim - Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam menilai bahwa Jawa Timur masih menjadi barometer politik nasional.
Hal itu dibuktikan dengan sejumlah elit partai politik yang beberapa waktu lalu berbondong-bondong melakukan safari ke Jawa Timur.
Diketahui sebelumnya sejumlah tokoh, seperti Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh berkunjung ke Jatim.
Tak ketinggalan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, serta Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan juga datang ke Jatim.
Tipikal pemilih di Jawa Timur juga cenderung heterogen jika dibandingkan dengan daerah lain.
"Artinya, selalu bisa menggambarkan perolehan angka nasional diluar PKB. Itu sudah saya buktikan dari tahun ke tahun," kata Surokim saat dihubungi GenPI.co Jatim, Rabu (30/3).
Jawa Timur, kata dia, juga menjadi sentral nasional dari banyaknya tokoh-tokoh agama maupun ormas.
Meskipun, secara kuantitas angka pemilih masih di bawah Jawa Barat. Namun, Jawa Timur tetap jadi primadona bagi para elit politik nasional.
"Jawa timur sekitar 16 persen, Jawa barat sekitar 18 sampai 20 persenan, Jawa tengah di bawah Jawa Timur," terangnya.
Daya tarik lain, yakni Jawa Timur menjadi basis organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Peneliti senior Lembaga Surabaya Survey Center (SSC) itu menilai, sebuah kewajaran jika Jawa Timur menjadi episentrum perpolitikan tanah air.
"Kalau saya lihat dari kuantitasnya bisa dilihat 1/4, namun politik kan tidak hitung-hitungan kuantitatif seperti itu," katanya.
Berdasarkan relasi kultural juga, karena tokoh-tokoh organisasi kemasyarakatan maupun agama itu yang dari Jawa timur juga banyak. "Mereka menjadi tokoh penting yang selama ini menjadi rujukan," tandasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News