Keputusan DPP Partai Demokrat Dipertanyakan Sejumlah DPC di Jatim

02 April 2022 18:00

GenPI.co Jatim - DPP Partai Demokrat sudah memutuskan untuk menunjuk Emil Elestianto Dardak sebagai ketua DPD Jawa Timur.

Namun, rupanya keputusan tersebut dipertanyakan oleh DPC di Jawa Timur.

Ketua DPC Demokrat Madiun Istono meyayangkan keputusan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

BACA JUGA:  Akhirnya, AHY Buka Suara Terkait Ketua DPD Partai Demokrat Jatim

Dia menilai keputusan tersebut tidak demokratis, mengingat hasil musyawarah daerah (musda) Emil hanya meraih 13 dukungan, sedangkan Bayu Airlangga 25 dukungan.

Partai Demokrat yang selama ini menyuarakan pentingnya kepemimpinan demokratis, dianggap tenggelam dengan keputusannya sendiri dalam menentukan ketua di Jatim.

BACA JUGA:  Duet Khofifah-Emil Cocok, Partai Demokrat Inginkan Lanjut 2024

"Saya kira tidak perlu Musda kalau ujungnya ditentukan elit partai," kata Istono, Sabtu (2/4/).

Dirinya meminta AHY menjelaskan kepada 25 DPC yang mendukung Bayu Airlangga soal hal tersebut.

BACA JUGA:  Akhirnya Teka-teki Siapa Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Terjawab

"Di mana titik kekurangan Bayu dalam membangun jaringan membesarkan Demokrat Jatim? Benarkah loyalitas Bayu terhadap ketum dan Demokrat ini diragukan," bebernya.

Istono mencurigai adanya begal-begal yang mewarnai keputusan AHY dalam Musda Demokrat Jatim.

"Kami sangat sakit begitu keputusan-keputusan besar yang diambil oleh elit partai tidak mencerminkan nilai-nilai demokratis," ungkapnya.

Ketua DPC Demokrat Kabupaten Malang Ghufron Marzuki punya pandangan yang sama. Bahkan, dirinya menilai lebih baik tidak ada Musda daripada hasilnya tak demokratis.

"Kami selaku pemegang suara Musda menyayangkan keputusan yang tidak demokratis. Jadi, kalau kemarin Ketua BPOKK Herman Khaeron menyatakan memilih Emil karena lebih loyal, itu menyakitkan," kata dia.

Ghufron mengungkapkan, Musda Demokrat Jatim menjadi contoh polisitik yang tidak baik.

"Jangan masyarakat atau kami ini diajari hal yang tidak jelas. Enggak usah Musda-musda lagi, percuma," tegasnya.

Menurutnya, yang diajarkan AHY tentang demokrasi ke kader nyatanya berkebalikan dengan adanya hasil musda.

"Nyatanya di internal sendiri tidak bisa demokratis. Nanti apa yang bisa kami jual, tunjukkan ke masyarakat. Sebuah partai berkeadilan, menjunjung demokratis, tetapi diajari seperti ini," lanjutnya. (jpnn/genpi)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM