GenPI.co Jatim - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax yang berlaku pada awal April mengakibatkan sejumlah SPBU mengalami antrean panjang.
Hal ini karena sejumlah pengendara pengguna Pertamax beralih menggunakan bahan bakar jenis Pertalite yang masih disubsidi pemerintah.
Manajer Operasional SPBU Bendungan Sutami Doni Kurniawan menuturkan jika stok bahan bakar Pertalite masih tergolong aman, meskipun jumlah penjualan mengalami kenaikan. Hal itu dikarenakan adanya kebijakan baru dari PT Pertamina yang menaikkan harga BBM jenis Pertamax.
"Stok Pertalite masih aman, sejauh ini belum ditemui kendala. Kalau saja ada penimbun BBM pasti akan tercium oleh aparat yang berwajib," kata Doni kepada GenPI.co Jatim, Selasa (5/3).
Menurutnya, sejauh pantauannya tidak ada kendala berarti bagi para pembel BBM jenis Pertalite. Sebab sampai sekarang tidak ada permasalahan antrian yang panjang atau bahkan harus menunggu kiriman karena stok yang menipis.
"Sejauh ini aman, masih ada yang beli barrel untuk eceran itu juga kami layani," imbuhnya.
Meski demikian, kenaikan harga Pertamax yang berimbas pada Pertalite tetap dikeluhkan beberapa pengendara kendaraan bermotor.
Salah satu ojek online yang sedang mengisi BBM Bayu Surya menuturkan jika kenaikan Pertamax berdampak pada pengeluarannya.
"Kenaikan BBM ini juga berdampak pada keuangan saya. Jika dilihat sekarang apa-apa naik semua, kebutuhan rumah tangga itu penting tetapi serba mahal," katanya.
Sebagai informasi tambahan, kenaikan harga BBM jenis Pertamax diberlakukan sejak 1 April mulai pukul 00.00 WIB. Kenaikan harga ini terjadi diseluruh penjuru Indonesia, yang semula harga perliternya Rp9.000 naik menjadi Rp12.500. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News