Bupati Ponorogo Jelaskan 2 Unsur Penting Reog ke UNESCO, Simak

06 April 2022 00:00

GenPI.co Jatim - Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dalam seleksi wawancara dengan UNESCO memberikan penjelasan mengenai bulu merak dan kulit harimau dalam kesenian reog.

Dia menjelaskan, bulu merak yang digunakan pada kesenian reog bukan dicabut, akan tetapi memang dalam kurun waktu tertentu bulu merak tersebut lepas sendiri dari tubuh merak.

Kemudian untuk kulit harimau saat ini sudah diganti menggunakan kulit kambing yang diformat seperti kulit harimau.

BACA JUGA:  Kisah Mualaf: Menemukan Jalan yang Pasti Setelah Memeluk Islam

Dia berharap, apabila dua hal tersebut sudah terjawab dan meyakinkan UNESCO, kata dia, kemudian Reog Ponorogo akan lolos sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.

Sugiri menambahkan, pihaknya terus berusaha dan kerja keras agar dunia mau mengakui Reog Ponorogo. Dia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan Menko PMK kepada Reog Ponorogo.

BACA JUGA:  Stok Pertalite di Malang Terpantau Aman, Tak Perlu Khawatir

"Kami akan terus bekerja keras agar ini bisa berhasil lolos. Mohon doanya juga kepada seluruh masyarakat Ponorogo,” ujarnya dikutip dari situs KemenkoPMK, Rabu (6/4).

Sebagai informasi, setiap tahun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selalu ada proses seleksi bagi warisan budaya tak benda di Indonesia.

BACA JUGA:  Komunitas SCN Nilai Ekonomi Kreatif Butuh Peta Alus Bisnis

Kemudian warisan budaya tak benda Indonesia ini menjadi unggulan yang kemudian dilanjutkan ke UNSECO.

Pemkab Ponorogo sendiri sebelumnya pernah mengusulkan Reog Ponorogo ke dalam daftar ICH UNESCO pada 2018, namun belum berhasil.

Saat pengusulan Reog Ponorogo belum diterima, justru Gamelan Indonesia yang lolos dan berhasil diakui UNESCO pada 15 Desember 2021.

Reog Ponorogo adalah seni pertunjukan tradisional rakyat Ponorogo yang di dalamnya terdapat unsur-unsur penari warok, jatil, bujangganong, kelanasewandana, dan barongan. Tarian tersebut diiringi dengan seperangkat instrumen pengiring Reog khas ponoragan yang terdiri dari kendangi, kempul (gong), kethuk- kenong, slompret, tipung, dan angklung.

Di sisi lain, upaya Indonesia mendaftarkan Reog Ponorogo ke UNESCO ternyata juga dilakukan oleh Malaysia. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM