Inovasi Tim ITS, Gagas Elektrolit Padat Baterai Ramah Lingkungan

07 April 2022 05:00

GenPI.co Jatim - Tim Neutrino Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas elektrolit padat baterai untuk mobil listrik dari hasil pengekstrakkan bambu tali.

Penggantian dari elektrolit cair ke padat bisa meminimalisir terjadinya potensi ledakan karena faktor short circuit.

"Risiko itu bisa diminimalkan karena kestabilan thermalnya lebih tinggi," kata Ketua Tim Neutrino Andyan Rafi Setopratama tertulis, Rabu (6/4).

BACA JUGA:  Muda-mudi Banyuwangi Jualan Takjil, Tujuannya Mantul

Rafi menyebut, baterai mobil listrik komersial jika dibuang akan menjadi limbah bahan berbahaya beracun (B3). Penyebabnya adalah bahan sintetis, seperti polietilena dan polipropilen.

Lanjutnya, bahan penyusun baterai juga mahal yang berimbas pada mahalnya harga baterai mobil listrik.

BACA JUGA:  IPI Blitar Gelar Pameran Lukisan, Karyanya Keren Banget

"Bahkan harga baterai mobil listrik Tesla setara dengan harga mobil Avanza," jelasnya.

Penelitian yang dilakukan ini juga terinspirasi oleh Ndruru di tahun 2019 dengan bahan kulit kakao.

BACA JUGA:  Korban Pembacokan Tawuran di Surabaya Buka Suara, Dengarkan!

Pembuatan eletrolit padat melalui lima tahapan, pertama menentukan kadar selulosa dan lignin yang terkandung di bambu tali tersebut.

Melalui metode Chesson-Data, ditemukan kandungan 72 persen selulosa dan 5 persen lignin.

Kandungan selulosa merupakan kadar tinggi jika dibandingan dengan penelitian serupa dengan bahan kakao, serat ampas tebu, dan tongkol jagung manis.

Tahap itu dilanjutkan ekstraksi kandungan selulosa menggunakan metode Microwave Assited Extraction (MAE) dan menghasilkan bubuk selulosa. Kemudian, sintesis karboksinetik selulosa atau Carboxy Methyl Cellulose (CMC) yang menambahkan asam monokloroasetat (MCA) dan isopropanol.

Proses keempat, sintesis cairan ion akhirnya dicampur dengan bubuk CMC hingga memunculkan biopolimer elektrolit padat

Kendati demikian, penelitian elektrolit padat untuk mobil listrik ini baru sampai tahap ketiga, lantaran waktu penelitian yang terbatas.

Material penting dalam penelitian seperti garam lithium perklorat juga mahal dan sulit ditemukan di Indonesia sehingga harus impor dari luar negeri.

"Akhirnya kami kerjakan apa yang sudah ada terlebih dahulu," terangnya.

Meski singkat, penelitian yang digarap dalam waktu kurang lebih empat bulan ini telah berhasil mengantarkan Tim Neutrino meraih juara III dalam ajang Youth Idea Competition 2021 yang diselenggarakan oleh National Battery Research Institute.

Tak hanya itu, artikel penelitian ini juga sedang dalam proses penerbitan di jurnal International Symposium and Physic Application.

Dia berharap, riset penelitian baterai terus berkembang, sehingga dapat menciptakan dimensi baterai mobil listrik yang kecil dengan kapasitas yang besar dan rendah biaya.

"Karena biaya baterai jadi murah, mobil listrik tentunya juga bisa dipasarkan dengan harga terjangkau," ungkapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM