Modal Rp6 Juta, Wanto Raup Cuan Ratusan Juta dari Budi Daya Koi

07 Mei 2022 19:00

GenPI.co Jatim - Suwanto Kalam Syafii memulai mmenjadi peternak ikan koi pada Tahun 2010.

Awal usahanya, pria yang tinggal di Desa Sumberingin Kidul Tulungagung itu mengaku bermodalkan Rp6 juta dari menjual sepeda motor.

"Laku Rp6 juta kami belikan bibit koi. Habis itu kami pelihara beberapa tahun ternyata tidak sulit," ujarnya mengutip dari kanal YouTube PecahTelur yang diunggah 18 Februari 2021.

BACA JUGA:  Wow, Kampung Kue Surabaya Raup Omzet Belasan Juta Rupiah Per Hari

Wanto, begitu dia akrab disapa mengatakan, budi daya ikan koi memiliki potensi yang cukup bagus. Peluang usaha ini juga terbilang besar.

"Misalkan kita modal Rp6 juta untuk mendapat 3000 anakan koi, dari itu kita pelihara jadi 3 tempat," kata pemilik Satria Koi tersebut.

BACA JUGA:  Luncurkan Bisnis Baru, Cuan Juragan 99 Diyakini Terus Bertambah

Setelah mulai berjalan, lalu disortir bibit yang tidak bagus dikeluarkan dari kolam untuk dibelikan pakan.

"Itu terus berulang kira-kira setiap bulan. Dalam setiap bulan kita panen dari grade paling bawah. nanti kira-kira sisa 25 persen," katanya.

BACA JUGA:  Raup Cuan dari Budi Daya Nila dan Lele, Omzet Capai Belasan Juta

Bila ditotal dari 3000 ekor bibit itu akan sisa sekitar 800 ikan. Koi dengan grade bagus memiliki harga antara Rp1-3 juta.

"Katakanlah dipukul rata itu hasilnya Rp1 juta per ekor ketemu Rp800 juta. Itu kita gak usah merogoh untuk beli pakan," ungkapnya.

Keuntungan hingga berhasil mendapatkan Rp800 juta itu membutuhkan waktu hingga 10 bulan.

Kendati demikian, Wanto mengingatkan kepada pembudi daya yang baru mulai untuk tidak mudah menyerah.

Biasanya, kata dia, ikan koi akan stres dan mati. "Koi kalau mati tidak sendiri ada temannya. Bahkan, mati bisa satu kolam," tuturnya.

Wanto mengaku juga pernah merasakan satu kolam mati semua hingga mengalami kerugian mencapai Rp150 juta. Saat itu dia memberi makan menjelang malam hari. Karena ikan koi tidak boleh diberi makan saat malam.

Ikan koi saat malam cenderung diam, sebab ada penurunan Ph air. Sementara itu, kondisi kenyang membuatnya kesulitan bernapas dan berakibat mati.

Namun, kegagalan itu bukan lantas membuatnya menyerah. Putus asa tidak akan membuat pandai.

"Dari mati inilah nanti kita dapatkan ilmu dari situ. Karena kalau kita berhenti uang kita tidak akan kembali. Jadi harus terus pelihara koi sapai temukan rumus sendiri," bebernya.

Terpenting, kata dia, bud daya ikan koi harus sepenuh hati dan yakin bahwa usahanya akan sukses.

"Meskipun capai koi itu perlu dikuras dan dikasih obat itu harus tidak boleh ditunda," katanya.

Selain itu juga perlu untuk mengasah insting untuk melihat peluang ikan mana yang baik untuk disortir. "Terakhir mencptakan pasar sendiri. Artinya tidak dititipkan teman," ungkapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM