GenPI.co Jatim - Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang melanda empat wilayah di Jawa Timur belum memberi dampak pada penjualan daging di Surabaya.
Siti Rohima salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Wonokromo mengatakan, penjualan daging masih terpantau lancar dan tak terdampak wabah PMK.
"Gak ada efek sama penjualan," katanya kepada GenPI.co Jatim, Rabu (11/5).
Rohima menyebut, justru yang menjadi kendala penjualan bukan berasal dari merebaknya PMK, melainkan harga daging sapi yang tak stabil.
Harga daging sapi, kata dia, tergolong tinggi. Dia pun berharap ada solusi persoalan ini.
"Yang protes soal harga aja. Soalnya orang nawar itu Rp110 ribu balik, Rp115 ribu itu susah. Padahal jualanya Rp125 sampai Rp130 ribu, soalnya dari pemotong masih belum terun," jelasnya.
Sementara itu, Eko salah seorang pedagang di Pasar Pucang menyebut, tak ada dampak apa pun pada penjualan daging sapi. Sebab, ketika mengetahui ada daging yang tak layak konsumsi, hal tersebut sudah diantisipasi.
"Gak ada dampak (munculnya PMK ke penjualan daging sapi). Kalau di sini (daging) gak sehat dibar (dibiarkan) gak dijual," ujarnya.
Harga daging sapi saat ini masih sebesar Rp120 ribu sekilonya dan tetap sama semenjak sebelum lebaran.
"Harganya yang gak normal Rp120 ribu sebelum lebaran segitu. Barangnya yang gak ada, langkah gak kayak dulu. Jualnya cuma sedikit," ungkapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News