Gawat, Satu Ekor Sapi di Kota Malang Mati Terinfeksi PMK

13 Mei 2022 21:00

GenPI.co Jatim - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian/Dispangtan Kota Malang melaporkan satu sapi mati terpapar wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

Kabid Peternakan Dispangtan Kota Malang, drh Anton Pramujiono mengatakan, sapi yang mati itu di Rumah Potong Hewan (RPH) yang dikelola Perusahaan Umum Daerah Tugu Aneka Usaha (Perumda Tunas) Kota Malang.

Sapi tersebut memiliki gejala, di antaranya seperti demam panas, luka di mulut dan lidah hingga luka kuku.

BACA JUGA:  Wabah PMK di Jatim, Peternak Sapi Membuat Ramuan Khusus

Anton menduga sapi yang mati terindikasi PMK tersebut datang di RPH pada Selasa (10/5).

Pihaknya pun berkoordinasi dengan Pemprov Jatim dan tim UPT Kesehatan Hewan untuk melakukan diagnosa gejala. Sampel dari sapi pun telah diambil.

BACA JUGA:  Peternak Berikan Jamu untuk Sapi, Antisipasi PMK

"Tak berselang lama sekitar dua jam setelah diambil sampel, seekor sapi yang mati itu mempunyai gejala seperti PMK," ujar Anton saat dikonfirmasi GenPI.co Jatim, Jumat (13/5).

Tim UPT Kesehatan Hewan dari Pemprov Jatim juga telah melakukan diagnosa terhadap sapi lain di RPH.

BACA JUGA:  Sapi di Mojokerto Sembuh Wabah PMK, Jumlahnya Meningkat

Hasilnya, ada dua ekor sapi yang memiliki gejala serupa atau suspek PMK dari diagnosa sementara. Tim kesehatan pun akhirnya mengirim ketiga sampel suspek PMK ke Surabaya untuk diketahui hasil secara lengkapnya.

"Kemarin sudah diambil sampel dan dikirim ke Surabaya. Untuk hasil ha kami akan menunggu selama dua tiga hari apakah positif (PMK) atau tidak," ungkapnya.

Sementara itu, untuk satu ekor sapi yang suspek PMK dan sudah mati langsung dilakukan pembakaran dan penguburan sesuai SOP yang ada.

Dia mengimbau masyarakat tetap waspada karena semua sampel yang dikirim masih dalam kategori suspek.

"Jadi semuanya masih suspek. Masih menunggu hasil pemeriksaan lab. Yang satu mati itu kami lakukan SOP yang langsung kami bakar dan kubur," katanya.

Dispangtan Kota Malang menyarankan pihak RPH yang dikelola Perumda Tunas untuk menindaklanjuti kasus tersebut dengan melibatkan kedua dokter spesialisnya.

Perumda Tunas sebagai pemilik RPH telah melakukan penyemprotan disinfektan kepada para pegawai di RPH, alat-alat pemotong maupun kendaraan yang ada di RPH untuk dilakukan sterilisasi secara keseluruhan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM