Kisah Peternak Tulungagung, 4 Bulan Bingung, Doa Jalan Keluarnya

14 Mei 2022 13:00

GenPI.co Jatim - Kisah peternak asal Tulungagung, Sunarto sangat menginspirasi banyak orang yang kini memetik hasil keuletan, kerja keras, dan tak lupa doa.

Hal yang paling berat menurut Sunarto adalah memasarkan panen, hasil dari daging sapi ternaknya.

Terlebih, Sunarto menjelaskan baru terjun ke dunia peternakan dengan latar belakang pensiunan seorang pegawai perusahaan minyak.

BACA JUGA:  Ramalan Cuaca Hari ini di Jatim, BMKG Peringatkan Sejumlah Daerah

"Kesulitan bagi peternak awal itu ketika pasca panen, jadi penjualannya. Kami belum dikenal dengan pedagang, belum dikenal oleh jagal, sehingga toh kami bisa beternak begini, waktunya panen bingung mau dijual ke mana," katanya dikutip dari YouTube Pecah Telur yang diunggah pada 25 Maret 2021.

Kesulitan seperti yang dijelaskan Sunarto itu berjalan empat bulan pertama setelah merintis usaha peternakan sapi.

BACA JUGA:  Demo di Surabaya Hari ini, Buruh Bawa Sejumlah Tuntutan

"Sapi saya seharusnya keluar enggak bisa keluar, ini gimana. Alhamdulillah dengan izin Allah dengan selalu berdoa memohon pertolongan Allah akhirnya ada jalan keluar," ungkapnya.

Kekuatan doa dengan diiringi usaha dan kerja keras diakui Sunarto merupakan formula yang manjur dalam menjalankan usaha.

BACA JUGA:  Bidadari Surabaya, Aura Kecantikannya Antarkan Wakili Indonesia

Usaha yang dilakukan Sunarto untuk menjual hasil ternak sapi dengan membangun pasar, menjaga kualitas produk, termasuk pakan untuk sapi harus berkualitas.

"Penggemukan sapi ya sebaik mungkin. Dagingnya itu harus kita jaga supaya kalau dipotong kualitasnya bagus, sehingga jagal atau pedagang akan datang ke kita," bebernya.

Disamping itu, faktor jaringan pertemanan menurut Sunarto juga menjadi hal yang penting saat mengawali sebuah usaha.

"Saya itu punya teman yang awal mula membeli sapi-sapi saya waktu di Trenggalek. Beliau saya hubungi, Alhamdulillah terus berjalan sampai sekarang," ungkapnya.

Ya, teman Sunarto itu menjadi pembeli tetap. Bahkan dia menjelaskan, saat pandemi covid-19 awal melanda Indonesia temannya itu masih setia membeli daging sapi-sapinya.

"Saat kondisi korona mungkin kebutuhan daging berkurang tapi beliau tetap bisa kita ajak kerja sama. Kalau demand-nya berkurang, harganya agak turun," katanya.

Sunarto berbagi tips sebagai pengusaha ternak sapi idealnya membangun sebuah outlet sendiri atau dari hulu sampai hilir mempunyai pasar sendiri. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM