Pelonggaran Masker Sudah Tepat, Hanya Terlalu Cepat

19 Mei 2022 20:00

GenPI.co Jatim - Pakar Epidemiologi Unair Dr Windhu Purnomo angkat bicara mengenai kebijakan yang baru dikeluarkan pemerintah mengenai aturan pelonggaran masker. 

Menurutnya, kebijakan yang diambil oleh Presiden Joko Widodo tersebut mengacu pada data perkembangan kasus Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan pihak-pihak yang berkompeten.

Secara epidemiologi, lanjut Windhu, kondisi pandemi Covid-19 di tanah air terus bergerak ke arah positif atau melandai.

BACA JUGA:  Masker Dilonggarkan, Pemkot Surabaya Sampaikan Pesan untuk Lansia

"Kondisi covid di Indonesia membaik bandingan dengan sebelum-sebelumnya dulu," kata Windhu, Kamis (19/5).

Sekalipun beberapa waktu lalu tingkat mobilitas meningkat saat masyarakat melaksanakan kegiatan mudik Hari Raya Idulfitri 1443 H. Namun, peningkatan wabah Covid-19 tak nampak melonjak.

BACA JUGA:  Aturan Masker Tak Ketat Lagi, Warga Malang Tetap Waspada

Kasus pandemi pascalebaran justru mengalami penurunan. "Nah tapi apa yang terjadi? Apa ada lonjakan kasus? Enggak. Malah, data kasus di Indonesia, antara saat lebaran dengan kemarin angka positif turun drastis, separuh," ujarnya.

Windhu menyebut, angka kasus positif Covid-19 di Indonesia saat lebaran sebesar 0,47 persen. Jumlah itu jauh dari batas minimal yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO), yakni sebesar lima persen.

BACA JUGA:  Deg-degan Karena Pelonggaran Masker, Dokter Anak Kasih Saran

"Kalau dulu, dua minggu lebaran naik drastis. Ini (saat ini, red) turun, angka hospitalisasi (perawatan, red) juga turun dan angka mortalitas juga turun. Memang masih ada Covid-19, tetapi kecil angkanya," terangnya.

Walhasil, dirinya menyimpulkan bahwa kondisi pandemi saat ini sudah dinyatakan terkendali. Hal itu disebutnya menjadi dasar terbitnya kebijakan pelanggoran masker bagu masyarakat yang menjalankan kegiatan di area terbuka.

Kendati demikian, Windhu mengatakan, kebijakan pelonggaran penggunaan masker ini seharusnya tak dilakukan dalam waktu dekat.

"Ya jangan sekarang, semestinya tunggu sampek sebulan. Kenaikan tren kasus pasti berkaitan dengan mobilitas masyarakat itu dua sampai empat minggu setelah event (mudik lebaran, red). Presiden sudah menyampaikan kemarin. Harusnya awal bulan," ujarnya.

Dia memprediksi, kondisi pandemi akan semakin mengalami penurunan drastis pada Juni. Asalkan tak ada temuan varian Covid-19 baru.

"Karena, pelaku lonjakan kasus itu varian baru. Varian baru kombinasi dengan mobilitas, tetapi kalau gak ada varian baru pasti tidak akan lonjakan baru dan bisa memasuki masa endemi," jelasnya. 

Sebelumnya, pemerintah pusat telah memperlonggaran aturan penggunaan masker. Hal itu bisa diterapkan masyarakat ketika berada di ruang terbuka dan dalam kondisi tak ada keramaian.

Sementara itu bagi para lansia hingga pemilik penyakit penyerta atau komorbid diminta tetap mengenakan masker. Aturan itu juga berlaku bagi masyarakat yang melaksanakan kegaiatan di dalam ruangan. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif Reporter: Ananto pradana

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM