Berdua Rintis Usaha Kubah Masjid, Sedih Ditinggal Suami Selamanya

21 Mei 2022 10:00

GenPI.co Jatim - Jalan berliku merintis sebuah usaha harus dilakukan Reni Rahmawati dan suaminya Wahyu. Mereka berdua jatuh bangun untuk membangun bisnis.

Pengusaha asal Dusun Sawahan, Desa Purwokerto, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri itu harus bongkar pasang bisnis apa yang tepat hingga harus berhutang kepada bank.

Seiring berjalannya waktu, jatuh bangun yang sudah dialami pasangan ini akhirnya berbuah manis. Mereka pada 2003 mulai merintis usaha kubah masjid.

BACA JUGA:  Bahan Pupuk Berkurang, Perang Rusia Ukraina, Kata Kadin Jatim

"Kubah ini merupakan perjalanan panjang dari usaha yang sudah dirintis oleh suami saya sekitar 2003," kata Reni dikutip dari YouTube Pecah Telur yang diunggah pada 2 Agustus 2021.

Namun pada awal usaha kubah masjid tidak lantas meraih kesuksesan, usaha, doa, dan kerja keras tetap mereka lakukan.

BACA JUGA:  Hore! CFD Surabaya Kembali Digelar, Cek Lokasinya

Reni menjelaskan, keputusan membuka usaha kubah masjid bukan ide awal yang mereka rancang, karena sebelumnya mereka ingin membuka warung dan toko seluler.

Perjalanan mereka hingga memutuskan merintis usaha kubah masjid diawali dengan suami Reni, Sigit yang tertekan dengan tagihan bank. Saat tertekan itu, Wahyu pergi ke masjid untuk menenangkan diri.

BACA JUGA:  Ramalan Cuaca Jatim Hari ini, Waspada Hujan Deras Disertai Petir

"Saat tertekan begitu ngungsinya ke masjid. Beliau tidur di masjid dekat GOR Kediri. Saat di sana beliau bertemu dengan Mas Sigit. Beliau praktisi internet marketing," jelas Reni.

Reni mengatakan, hasil obrolan singkat tersebut, suaminya Wahyu diajak Sigit untuk berjualan online kubah masjid.

"Awalnya di situ perjalanannya panjang kalau orang melihat kami hari ini itu adalah setelah perjalanan yang cukup panjang kami menangis-nangis 10 tahun kami melewati itu kemudian Mas Sigit menawari untuk workshop digital marketing," ulasnya.

Pada saat workshop tersebut pasangan ini diberikan pekerjaan rumah, bisnis apa yang belum banyak pesaing namun konsumen mencari.

"Malam itu mencari-cari produk apa ya karena basicnya seluler kemudian pak wahyu bilang kalau ada temannya yang posting kubah masjid di Facebook kemudian dicari-cari di Google ternyata pencarinya masih sedikit di internet," ungkapnya.

Berbekal itulah suami Reni, Wahyu memasukkan referensi kubah masjid usahanya ke internet, sebagai bahan rujukan calon konsumen.

Proyek pertama kubah masjid berhasil didapatkan, yakni dari Trenggalek. "Kami berpindah-pindah produsen sampai kebetulan di Trenggalek ada produsen dengan ditawari 10% dari nilai kubah senang sekali kan kami waktu itu," ujar Reni.

Ternyata meskipun hanya 10 persen, Reni bersyukur proyek pertamanya itu masih mendapat keuntungan 5 persen.

Ketika mulai menapaki kesuksesan, Reni harus ditinggalkan suaminya untuk selama-lamanya.

Reni menjelaskan, sebelum meninggal dunia, suaminya sudah memberikan pesan kepada keluarga.

"Semuanya adalah skenario Allah yang luar biasa bahkan menjelang beliau dipanggil, kemarin kami sempat diskusi bahwa hari ini Allah memberikan kepada kami itu adalah sesuatu yang luar biasa kasih sayang Allah," ujarnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM