GenPI.co Jatim - Petani di Blitar mempunyai cara cerdas mengatasi harga pupuk non-subsidi yang melonjak dan keterbatasan pemakaian jatah pupuk bersubsidi.
Cara petani Blitar mengatasi permasalahan pupuk organik dengan membuatnya sendiri.
Pembuatan pupuk organik dilakukan oleh Setyo Budiawan, petani di Desa Sragi, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar yang mengaku menggunakan pupuk alami buatan kelompok tani setempat, yaitu pupuk biosaka.
Pupuk itu terbuat dari bahan alami dari rumput yang dicampur dengan air lalu dihancurkan.
"Setelah itu bisa langsung digunakan di lahan untuk semua jenis tanaman. Untuk pemilihan rumput, harus memakai rumput yang sehat yang tidak tercampur bahan kimia, dan harus diketahui masa pertumbuhan rumput berada di fase vegetatif atau generatif," ujarnya.
Setyo menjelaskan, pupuk bioska tidak hanya untuk tanaman padi, melainkan bisa digunakan untuk tanaman lain seperti, kopi, alpukat, durian, jagung dan kedelai.
"Saya pakai pupuk ini sejak tahun 2021, dan hasilnya bagus. Cara menggunakannya mudah, tinggal di semprot dari mulai nol hari sampai enam kali semprot. ini adalah solusi ketika di saat pupuk kimia semakin mahal dan langka," katanya.
Setyo memahami sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi setiap waktu, karena petani selama ini terlalu bergantung dengan pupuk kimia.
Mereka berharap, pemerintah melakukan penyempurnaan dan verifikasi data petani pada Sistem e-RDKK, dengan cara integrasi dengan NIK yang dikelola Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil, Kemendagri.
Selain itu, berharap pemerintah dapat meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian sebagai man on the spot untuk mendukung e-RDKK dan pendampingan Kartu Tani. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News