Heboh Ikan Mati Massal di Sungai Brantas, Ecoton Nyalakan Alarm

24 Mei 2022 01:00

GenPI.co Jatim - Ecological Observation adn Wetlands Conservation (Ecoton) meminta warga waspada atas temuan ikan mati massal atau fenomena ikan mabuk di wilayah Sungai Brantas, perbatasan Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Mojokerto.

Pihak Ecoton menduga jika kematian massal itu dikarenakan kontaminasi dari limbah industri.

Masyarakat harus berhati-hati ketika akan mengkonsumsi ikan-ikan hasil tangkapan tersebut.

BACA JUGA:  Daun Ungu Kaya Manfaat, Siswi SMP di Surabaya Buat Terobosan Unik

"Ikan-ikan tersebut diduga terindikasi tercemar kandungan racun dan bahan berbahaya," kata Manager Kampanye Ecoton Diki Dwi Cahya, Senin (23/5).

Diki menyebut, lokasi temuan ikan mati massal itu punya jarak yang dekat dengan Intake PDAM atau tempat pertama kali air masuk. Sedangkan bahan baku PDAM berasal dari air sungai Surabaya.

BACA JUGA:  Sapi Terkena PMK di Malang Meningkat, Pemkot Beber Data Terbaru

"Ketika limbah yang tanpa diolah dibuang ke Sungai Brantas akan mengakibatkan penurunan kualitas air sungai," jelasya.

Di samping itu, dirinya juga menyebut bahwa ikan-ikan yang mati punya ukuran besar. Hal ini sudah lama tak didapatinya.

BACA JUGA:  Komunitas Pencinta Hewan Berkumpul, Bikin Gerakan Malang Bersatu

Tak hanya itu, potensi kepunahan pada ikan di kawasan sungai juga semakin nyata.

"Menurut saya, kalau kondisinya terus begini kelestarian lingkungan kali Surabaya bisa terancam serta membuat induk ikan akan mati, dan bisa menyebabkan kepunahan," terangnya.

Diki menambahkan, pihaknya pernah melayangkan gugatan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian PUPR, dan Gubernur Jawa Timur pada 2019, terkait peristiwa ikan mati massal di Sungai Brantas

"Dalam putusan Perkara Nomor 08/Pdt.G/2019/PN.Sby Pengadilan mengabulkan permintaan Ecoton agar pemerintah melakukan pemulihan lingkungan hidup, tetapi para tergugat mengajukan banding yang hingga saat ini belum di putuskan oleh Pengadilan Tinggi Surabaya," ungkapnya.

Sebelumnya, ikan di sungai sekitar wilayah Kabupaten Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya ditemukan mati mendadak atau disebut ikan mabuk.

Habib warga asal Desa Bambe, Gresik menyebut, setelah mendapatkan kabar soal fenomena itu dirinya memilih langsung mendatangi lokasi.

Ketika berada di lokasi, dia sudah melihat banyak warga yang telah berkumpul di sana.

Mereka, kata Habib, menangkap ikan-ikan yang mati itu.

Fenomena ikan mati mendadak itu diperkirakannya terjadi sejak pukul 06.30 WIB.

Menurutnya, kejadian ikan mati secara massal ini merupakan yang paling perah dalam kurun waktu beberapa waktu kebelakang.

Air sungai disebutnya mengeluarkan bau amis dan dalam kondisi berminyak, serta lengket.

"Bau sungainya amis, terus sedikit berminyak dan lengket," kata Habib, Senin (23/5). (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM