Universitas Brawijaya Survei Toleransi, Hasilnya Mengejutkan

24 Mei 2022 06:30

GenPI.co Jatim - UPT pengembangan kepribadian mahasiswa (PKM) Universitas Brawijaya menggelar survei pemetaan karakter toleransi mahasiswa pada April 2022.

Berdasarkan hasil survei dengan responden sebanyak 397 mahasiswa baru dari 16 fakultas di Universitas Brawijaya (UB) menyimpulkan tingkat toleransi mahasiswa di level sedang.

Berdasarkan instumennya, survei dilakukan berdasarkan empat mata kuliah yang diajarkan pada semester satu hingga empat untuk mengukur tingkat toleransi dan kemanusiaan para mahasiswa.

BACA JUGA:  Komunitas Pencinta Hewan Berkumpul, Bikin Gerakan Malang Bersatu

Kepala UPT PKM UB Muhammad Anas menjelaskan, indikator yang digunakan dalam penelitian ini memanfaatkan teori Bullard (1996), teori Scanlon (2003), teori Cohen (2004) dan matra toleransi Forst (2013).

Secara rinci, indikator yang diterapkan yakni mulai pemahaman tentang toleransi dan nilai nilai kemanusiaan, sikap penerimaan terhadap perbedaan, sikap mengakui keberadaan minoritas, sikap tidak memaksakan kehendak, sikap saling menghargai sesama manusia, respons terhadap tindakan intoleransi dan praktik toleransi.

BACA JUGA:  Heboh Ikan Mati Massal di Sungai Brantas, Ecoton Nyalakan Alarm

“Salah satu yang membuat kesimpulan toleransi mahasiwa UB di level sedang ini terutama indikator mengenai sikap mahasiswa UB dalam merespons isu tentang minoritas mulai agama, etnis hingga disabilitas," ungkapnya saat dijumpai GenPI.co Jatim di UB, Senin (23/5).

"Jadi mereka menaruh sikap galau atau gamang untuk membela atau tidak,” lanjutnya.

BACA JUGA:  Liga Selancar Dunia, Peselancar Mulai Tiba di Banyuwangi

Dia menilai, tingkat toleransi mahasiswa UB ini rentan dimasuki faham faham radikal. Terlebih untuk mahasiswa baru semester satu atau dua yang memang rentan jika tak segera dibentengi secara dini.

Lanjutnya, dengan hasil survei tersebut tentu menjadi peringatan para sivitas akademika UB agar para mahassiwa ini tidak terpengaruh pada paham radikalisme.

Sebab menurutnya, penelitian ini telah dilakukan secara ilmiah dan obyektif. Terlebih beberapa waktu lalu UB masuk dalam 10 besar kategori kampus radikal.

“Kalau bagusnya memang hasil survei itu menunjukkan tingg, tetapi sejauh ini sampel yang digunakan itu mahasiswa yang masih berada di rumah masing-masing. Jadi bisa saja terpengaruh lingkungan rumahnya,” imbuhnya.

Pihaknya akan segera merumuskan lagi program-program kemahasiswaan agar para mahasiswa ini mampu berinteraksi, berbaur dan bersikap dengan orang yang berbeda atau minoritas. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM