Innalillahi, 4 Orang di Probolinggo Meninggal Karena DBD

25 Mei 2022 06:30

GenPI.co Jatim - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo mencatat, sebanyak empat pasien demam berdarah dengue (DBD) selama periode Januari hingga April 2022.

Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo Mujoko mengatakan, dari empat orang tersebut terdiri dari tiga anak-anak dan satu orang dewasa.

"Kasus DBD selama empat bulan terakhir meningkat. Berdasarkan data jumlah kasus DBD sejak Januari hingga April 2022 tercatat sebanyak 212 kasus dan empat pasien di antaranya meninggal dunia," ujarnya, Selasa (24/5).

BACA JUGA:  BMKG Keluarkan Peringatan, Lamongan dan Probolinggo Waspada

Mujoko menyebut, pasien yang meninggal rata-rata karena datang ke puskesmas sudah dalam kondisi kurang baik.

Begitu masuk sudah dalam kondisi memburuk. Data menyebutkan, kebanyak pasien DBD yang meninggal itu karena faktor dehidrasi.

BACA JUGA:  DPKH Probolinggo Catat Ratusan Hewan Ternak Diduga Terjangkit PMK

"Intinya pasien DBD harusnya tidak boleh ada kasus kematian, namun karena kematian itu menurut data yang ada virulensinya begitu ganas dan cepat sekali," bebernya.

"Penanganannya sebetulnya kalau diikuti sudah ditangani dengan baik, tetapi balik lagi kecepatan recovery," imbuhnya.

BACA JUGA:  Ubur-Ubur Serbu Pantai Probolinggo, ini Penjelasan Dinas Kelautan

Dia pun mengingatkan mengenai kecepatan DBD layaknya air bah. Bila sampai hari kelima lolos maka akan sembih, namun kalau semisal semakin memburuk sampai hari kelima biasanya cenderung meninggal dunia.

Masa kritis pada hari kelima ini kondisi tubuh sudah drop dan banyak pembuluh darah yang pecah.

Mujoko mengingatkan warga untuk hati-hati, terutama saat musim hujan. Warga di pesisir pantai juga diimbau waspada, karena merupakan daerah endemis. Setiap tahun pasti ada yang terkena DBD.

"Usaha pencegahan paling sederhana adalah di tempat tidur dikasih kelambu karena nyamuk aedes agepty itu datangnya pagi mulai pukul 09.00 WIB hingga 10.00 WIB dan sore pada pukul 15.00 hingga 17.00 WIB," katanya.

Masyarakat diminta untuk mengenali gejala DBD, yakni seperti orang sakit berupa batuk, demam, pilek, kecapekan dan sebagainya, sehingga dapat berobat ke puskesmas atau rumah sakit sebelum kondisi pasien memburuk.

"Gejala awal adalah panas, lemah, lesu sekali dan semuanya menurun. Biasanya kalau anak-anak gerakannya luar biasa tiba-tiba menurun. Jika dewasa itu sudah merasa loyo dan lemah," ujarnya.

Pihaknya telah menyiapkan sejumlah upaya untuk menekan DBD. Dia mengungkapkanm begitu ada kasus DBD dan menerima hasil laboratorium rumah saki Dinkes melalui puskesmas akan melakukan penyelidikan epidemiologi dengan cepat.

"Nanti akan dilihat kanan kirinya sebanyak 20 rumah. Jika ada jentik maka akan diputuskan untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan dan izin untuk dilakukan pengasapan atau fogging," katanya. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM