GenPI.co Jatim - Universitas Brawijaya (UB) dihebohkan dengan ditangkapnya salah satu mahasiswanya berinisial IA oleh tim Densus 88 karena kasus radikalisme.
Mahasiswa UB berinisia IA ini juga ditengarai merupakan simpatisan ISIS jaringan Indonesia.
Mengetahui informasi tersebut, Wakil Rektor III UB, Prof Abdul Hakim menuturkan sampai saat ini berupaya menangkal radikalisme di kawasan kampus.
Salah satu cara menangkalnya dengan memberi pembekalan kepada mahasiswa baru mengenai deradikalisasi.
Hal itu juga sebagai wujud implementasi program pemerintah yang mewajibkan perguruan tinggi menggelar program wawasan kebangsaan.
"Upaya UB dalam pencegahan agar mahasiswa tidak terlibat dalam gerakan radikalisme atau sejenisnya, sudah dilakukan melalui program wawasan kebangsaan terhadap mahasiswa baru," ucap Prof Abdul saat dijumpai GenPI.co Jatim di kampus, Kamis (26/5).
Program deradikasisasi sekaligus menunjukkan komitmen UB untuk membekali mahasiswanya agar terhindar dari pengaruh organisasi yang dilarang oleh pemerintah.
Program bela negara menjadi salah satu cara yang diterapkan oleh perguruan tinggi di seluruh Indonesia salah satunya UB.
"Ada sembilan kegiatan utama dalam program itu. Salah satu dari kegiatannya adalah pendidikan atau gerakan anti radikalisme. Sejak 2020 kami secara rutin melakukan kegiatan atau pendidikan anti radikalisme. Kami juga mengundang secara rutin dari BNPT untuk memberikan ceramah kepada Mahasiswa Baru,” katanya.
Komitmen UB dalam memberikan pendidikan deradikalisasi ini juga menjadi respon atas tertangkapnya mahasiswa dengan inisial IA oleh Densus 88. Hal ini juga sebagai peringatan bagi kampus untuk pengawasan kegiatan mahasiswanya di dalam kampus. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News