GenPI.co Jatim - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kota Malang berimbas pada penjualan daging sapi di beberapa pasar.
Wabah tersebut saat ini menyebabkan para peternak sapi dan pembeli merasa was-was dengan kondisi kesehatan daging yang mereka konsumsi.
Salah satu penjual daging sapi yang berada di Pasar Oro-oro dowo Kota Malang Irham Toriq, menuturkan sejak muncul wabah PMK mempengaruhi usahanya.
Irham menuturkan, kiosnya saat ini menurun hingga separuh ketersediaan daging yang dibawanya.
“Harga masih tetap, tapi penjualan ini mengalami penurunan, hampir separo. Biasanya saya bawa itu 120 kilo dan itu banyak yang beli. Namun, sekarang turun, jarang ada yang beli,” ungkap Toriq saat ditemui di Pasar Oro-Oro Dowo, oleh GenPI.co Jatim, Kamis (26/5).
Dia menjelaskan, bahwa daging yang diperjual belikan itu didapatkan dari Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Malang, sehingga daging-daging itu aman dan tidak terkena PMK.
Sementara, lanjutnya, daging sapi yang sedang sakit atau terpapar wabah PMK tidak boleh dipotong dan diperjual belikan.
“Kalau yang sakit tidak boleh dijual. Jadi sapinya harus disembuhkan dulu, baru bisa dilakukan pemotongan. Karena kalau sakit itu berpengaruh pada kualitas daging,” jelasnya.
Sejauh ini, Toriq pun menuturkan jika daging yang dijualnya aman dari wabah PMK. Apalagi pihak pasar setiap minggunya melakukan sidak untuk mencegah pedagang pasar bertindak nakal.
"Kalau ada pedagang nakal itu kelihatan, warna dagingnya sudah tidak fresh warnanya putih," pungkasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News