Ratusan Sapi di Kota Malang Terpapar Wabah PMK, Peternak Khawatir

26 Mei 2022 22:00

GenPI.co Jatim - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kota Malang mulai menyebar di sejumlah lokasi. Kondisi ini membuat peternak merasa khawatir.

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kota Malang mencatat, sudah ada 151 kasus wabah PMK yang menyebar di beberapa kelurahan.

Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kota Malang, Kelurahan Purwantoro banyak ditemukan kasus ternak terjangkit PMK, yakni sebanyak 124 ekor sapi.

BACA JUGA:  Polres Jember Buru Pemasok Bahan Baku Satwa Langka

"Ada 151 sapi yang terpapar menyebar di empat Kelurahan. Di antaranya Purwantoro 124 ekor, Ciptomulyo 10 ekor, Madyopuro 15 ekor dan Cemorokandang dua ekor," ujar Kabid Peternakan Dispangtan Kota Malang Anton Pramudjiono saat dihubungi GenPI.co Jatim, Kamis (26/5).

Sebagai upaya pencegahan lebih lanjut, pihaknya kini mengerahkan para dokter hewan dan melakukan penyuntikan pada sapi-sapi yang terjangkit wabah PMK.

BACA JUGA:  Papan Seluncur Ambrol, Pengelola Waterpark Kenjeran Cari Sebabnya

Menurutnya, hampir mayoritas sapi di sentra ternak Sanan terjangkit PMK, sehingga para sapi-sapi ini akan dipisahkan dengan sapi yang sehat agar wabah tidak semakin menyebar.

"Penularan PMK ini bisa berasal dari liur, kotoran dan air kencingnya. Terutama jika ada bekas luka di bagian kuku, disitu banyak virusnya. Melalui udara juga bisa," ungkapnya.

BACA JUGA:  Pelaksanaan UTBK Unair Berlangsung Ketat, Siagakan Metal Detektor

Dia mengimbau masyarakat tidak khawatir, sebab terdapat perbedaan antara sapi sehat dengan yang terjangkit PMK.

Apabila sapi sehat, bisa dilihat dari kondisi fisik. Namun, jika sapi terpapar PMK bakal diketahui munculnya luka di bagian mulut yang menyebabkan sapi mengeluarkan air liur berlebih.

Nah, apabila ditemukan kasus PMK pada hewan ternak, pengobatannya bisa dilakukan dengan memberikan antibiotik, vitamin dan beberapa suplemen.

"Proses penyembuhan tergantung pada tingkat keparahan. Kalau masih belum parah atau awal bisa sampai tiga hari, tetapi kalau sudah parah sampah kukunya terkelupas bisa lama sekitar satu bulan,” imbuhnya.

Namun, untuk indikasi sementara, Anton menyebutkan bahwa penyebaran ini bisa dari keluar masuk hewan ternak dari setiap daerah hingga mobilitas hewan, orang dan kendaraan. Sehingga, dia mengimbau kepada peternak sapi untuk sementara tidak mendatangkan sapi dari luar Kota Malang.

"Penularan ini bisa dari lalu lalang sapi daerah hingga orang," pungkasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM