Kisah Sukses Pengusaha Ayam Goreng, Pernah Tidur di SPBU

28 Mei 2022 09:00

GenPI.co Jatim - Kisah sukses Nanang Suherman, seorang pengusaha ayam goreng ini menginspirasi banyak orang. Bagaimana tidak tekadnya serta semangat untuk membangun bisnis patut diacungi jempol.

Pria kelahiran Probolinggo 1987 itu bahkan sempat tidak memiliki rumah karena terlilit hutang ketika membuka bisnis yang berakhir dengan kegagalan.

Nanang beserta keluarganya sempat tidur di SPBU yang berada di Malang, karena saat itu dia dan keluarga memang berada di sana.

BACA JUGA:  Pemkab Pamekasan Punya Solusi Agar Warga Mau Vaksin Covid-19

"Kami tidur di pom bensin dimana kami pindah dari pom bensin satu ke pom bensin lain, biar tidak dikira orang bambung (gelandangan, red)," katanya dikutip dari YouTube Pecah Telur yang diunggah pada 21 Juni 2021.

Kisahnya ini ternyata sebuah titik balik yang sangat dahsyat di dalam kehidupan Nanang dan keluarga, hingga dipertemukan dengan seseorang yang tak diduga.

BACA JUGA:  Dishub Rekayasa Lalu Lintas Surabaya Vaganza, Awas Kena Macet

Cerita pertemuannya itu berawal dari dirinya mencari sebuah kontrakan, hasil gaji istri yang ketika itu memutuskan bekerja sebagai pegawai di perusahaan.

"Saya cari ruko yang dikontrakkan. Saya bawa uang Rp 500.000, ada ruko dikontrakkan saya telepon semuanya. Ada yang minta Rp30 juta, saya kasih Rp500.000 tidak mau," jelasnya.

BACA JUGA:  Ramalan Cuaca Jawa Timur Hari ini, Masih Berpotensi Hujan

Hingga suatu ketika, Nanang salat duhur di Masjid di daerah Karangploso. Takdir mungkin sudah digariskan, saat akan menunaikan ibadah salat, Nanang ditunjuk oleh jamaah masjid sebagai imam.

"Ketika itu tidak ada pria yang muda, hanya bapak-bapak sepuh dan ibu-ibu yang salat. Saya disuruh jadi imam," ceritanya.

Ibadah salah duhur pun berjalan hingga selesai. Ketika hendak keluar meninggalkan masjid, Nanang melihat ada sebuah rumah yang dikontrakkan.

"Kira-kira 100 meter dari masjid itu ada rumah yang dikontrakkan, lalu saya telepon. Ternyata yang keluar ibu dari masjid tadi. Wah lumayan saya dapat nilai plus, berarti saya orang baik," ungkapnya.

Setelah bertemu, Nanang lantas menceritakan kondisi keluarganya dan ekonomi kepada pemilik rumah yang dikontrakkan tersebut.

"Sampai iba ibunya. Saya tanya apakah boleh dibayar Rp500.000 dulu dan sisanya dibayar enam bulan lagi. Ternyata ibunya memperbolehkan," katanya.

Mendengar jawaban si ibu, Nanang senang sekaligus bingung saat ditanya hendak menjalankan bisnis apa.

Singkat cerita, saat Nanang bingung, si ibu itu lantas memberikan solusi, yakni menjalankan sebuah petak warung yang kosong.

"Ibu itu bilang, ini ada bekas warung, ada kompor, ada wajan, ada meja, ada gerobak, boleh kamu gunakan untuk buka warung," kata Nanang.

Mendengar tawaran ibu tersebut, dia lantas mengiyakan meskipun sempat ditanya istrinya apakah bisa memasak. Namun dengan percaya diri, Nanang siap menjalankan warung tersebut.

Seiring berjalannya waktu, sepi dan ramai wajar terjadi pada sebuah usaha kuliner. Bahkan dirinya pernah mendapatkan keuntungan Rp500 perak.

"Ternyata saat itu warung sepi dari pagi sampai malam, lalu ada orang datang hanya beli kerupuk satu. Kok bisa ya, siapa itu orangnya, sampai bisa menjadi cerita saya sekarang," kelakar Nanang.

Usahanya pun mulai berkembang dan pembeli berdatangan untuk mencicipi kulinernya itu.

Menurutnya, keberuntungan tidak pernah ada. Nanang mengatakan, keberuntungan itu bagaimana caranya berusaha, yakni dimana ada peluang dan harus dimanfaatkan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM