GenPI.co Jatim - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dengan cepat menyebar ke sejumlah hewan ternak diberbagai daerah di Jawa Timur, salah satunya di Kota Malang.
Adanya wabah PMK membuat peternak khawatir hewan-hewannya, seperti sapi tertular yang berakibat tidak mau makan dan kehilangan kesadaran hingga kematian.
Menurut guru besar dokter hewan Universitas Muhammadiyah Malang Prof Lili Zalizar wabah PMK merupakan penyakit akut dan sangat menular pada sapi, kerbau, babi, kambing, domba dan hewan berkuku genap lainnya.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang mengakibatkan wabah ini muncul kembali, padahal pada 1990 Indonesia telah dinyatakan bebas dari wabah tersebut.
“Kurangnya pengawasan dalam impor hewan ternak yang belum bebas PMK. Selain itu kondisi kandang kurang bersih dan terawat, kemudian kurangnya transportasi ternak sapi yang menyebabkan percepatan penyebaran,” ucap drh Lili kepada GenPI.co Jatim, Sabtu (28/5).
Penyakit ini menyebabkan lepuh dan erosi pada selaput lendir mulut sehingga sapi tidak mau makan, akibatnya sapi kekurangan gizi dan terjadi penurunan bobot badan dan produksi susu.
Penyakit mulut dan kuku (PMK) bisa menular dengan cepat ke hewan ternak yang sehat melalui droplet, leleran air liur, sisa pakan dari ternak yang sakit dan bahkan lewat udara.
Sementara itu, penularan tidak langsung bisa melalui pakaian dan kendaraan pegawai peternakan serta peralatan kandang.
“Hewan-hewan sakit merupakan sumber penularan. Tetapi sisi positifnya, virus ini tidak dapat menular pada manusia,” tambahnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News