Kisah Sukses Wanita Asal Malang, Ubah Pamper jadi Barang Bernilai

03 Juni 2022 19:30

GenPI.co Jatim - Yunita Lestari Ningsih, Warga Jalan Ikan Tombro Tunjung Sekar, Lowokwaru, Kota Malang menyulap pamper bayi menjadi kerajinan bernilai.

Dia berhasil membuat pamper bayi menjadi sepatu, pot bunga, dan tas perempuan.

"Saya mulai memanfaatkan limbah rumah tangga pamper sejak 2015. Namun, mulai mengembangkan bahan-bahan bisnis sejak 2011," ucapnya kepada JPNN Jatim, Jumat (3/6).

BACA JUGA:  Kisah Sukses Pengusaha Roti Bakar, Modalnya Nekat

Kisah sukses perempuan 43 tahun itu dimulai saat dia ditegur oleh tetangganya.

Ketika itu tetangganya akan menanam pohon pisang di sebuah lahan kosong dekat rumah Yunita. Begitu digali, ternyata ada pamper di dalamnya.

BACA JUGA:  Kisah Sukses, Tetap Semangat Usai Gerobak Dicuri

Yunita yang kebetulan baru sepekan melahirkan didatangi tetangganya tersebut. "Nak, jangan buang popok di sini. Akan ditanam pisang,” katanya menirukan ucapan pemilik lahan.

Dia pun teringat saudaranya di belakang rumah yang punya anak usia 12 tahun. Ternyata, kerabatnya itu yang mengubur popok bekas di tanah kosong tersebut belasan tahun silam.

BACA JUGA:  Kisah Sukses, Nama Ayam Goreng Nelongso dari Celetukan

“Ternyata meski ditimbun bertahun-tahun, diaper tak hancur,” katanya.

Tak hanya itu saja, Yunita juga menyaksikan sendiri perilaku orang-orang yang kerap membuang limbah pamper ke sungai. Padahal itu mencemari lingkungan.

Berangkat dari pengalaman tersebut, Yunite kemudian membuat bank sampah pamper.

Dirinya mulai memberanikan diri mengajak ibu-ibu PKK yang ada di sekitar rumahnya untuk mendaur ulang sampah menjadi suatu hal ekonomis.

Bank sampah yang didirikannya membeli setiap potong diaper bekas seharga Rp200 - Rp300.

Ternyata banyak juga yang menyetorkannya. Bahkan, rata-rata setiap nasabah bisa menerima pendapatan mencapai Rp700 ribu sampai Rp1,2 juta per tahun.

Setiap pekan Yunita berhasil mengumpulkan sekitar 4.000 potong diaper bekas untuk diolah menjadi kerajinan. Dia mampu memproduksi sekitar 300 potong kerajinan per hari.

Untuk menghasilkan sebuah kerajinan, awalnya pamper bekas dicuci bersih, kemudian direndam air dan detergen. Setelah itu gel dikeluarkan dan dibilas dengan air mengalir agar higienis.

Selanjutnya, direndam dengan disinfektan. Sementara itu untuk gel direbus selama tiga jam hingga menjadi bubur kertas usai.

Bubur kertas dari gel inilah yang diolah menjadi pot bunga. Adapun lapisan pamper disetrika untuk diolah lebih lanjut menjadi lapisan sepatu. (mcr26/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM