GenPI.co Jatim - Nur Salim (48) tidak pernah menyangka hasil kerjanya bisa membawanya berangkat menunaikan ibadah haji.
Dia bersama sang istri Sholiha (35) menjadi bagian dari kloter pertama Embarkasi Surabaya asal Kabupaten Tuban yang diterbangkan ke Arab Saudi, pada Sabtu (4/6) pagi.
Penantian sejak 2011 akhirnya terwujud. Nur Salim tak bisa menutupi rasa senangnya, sekaligus tak percaya akhirnya mendapatkan ridha berangkat ke Tanah Suci.
Salim mengaku, uang pembayaran biaya haji berasal dari upahnya sebagai tukang sapu di sebuah perusahaan swasta yang ada di Tuban.
Kekurangannya, dicari dari tambahan dana hasil ternak kambing dan ayam.
"Alhamdullilah agak ngempet, untuk makan terus biayain anak juga di pondok, anak kan tiga. Terus di rumah ada kambing, ayam," kata Nur Salim kepada GenPI.co Jatim, Jumat (3/6).
Jika di logika, kata dia, penadapatannya terbilamg tak mencukupi bila harus melunasi biaya haji.
Penghasilannya sebagai tukang sapu dan peternak juga digunakan untuk membiayai pendidikan ketiga anaknya di pondok pesantren.
Sementara itu, penghasilan istrinya sebagai guru honorer sepenuhnya untuk kebutuhan dapur.
"Habis daftar nyicil untuk sangu dan pelunasan. Saya pelunasan langsung di tahun 2020, langsung pelunasan sekitar Rp37 juta. Awalnya langsung Rp25 jutaan, jadi sama istri Rp50 juta," katanya.
"Sisanya Rp37 juta langsung saya lunasi dari habis nabung uang kerja sama uang ternak," lanjutnya.
Warga Desa Sugiwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban itu berpesan, tak perlu khawatir soal biaya haji jika sudah niat berangkat. Bermodal keyakinan dan kerja keras bisa saja terwujud.
"Untuk pesan saya, teman-teman atau saudara yang mau berangkat haji tetapi gak ada dana, jangan patah semangat untuk menabung. Saya nabung sambil ternak, sambil kerja," ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News