GenPI.co Jatim - Kandidat nama-nama tokoh mulai mencuat ke permukaan untuk maju dalam Pilpres 2024 mendatang, mulai menteri, ketua partai, hingga gubernur.
Beberapa nama yang diisukan maju, seperti Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, hingga Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prodi Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) Ali Sahab SIP MSI menyebut, para tokoh yang diisukan maju itu harus menomor satukan kepentingan negara. Sebab, ada tujuan keadilam dan kesejahterahan yang harus diwujudkan.
Ali melanjutkan, seusai kata-kata dari Soekarno, setiap calon presiden yang diusung, harus mengusung semangat berdiri di kaki sensiri (berdikari).
"Jadi ketum parpol tidak harus mencalonkan. Seperti ada wacana Prabowo tidak mencalonkan diri jika ada capres yang lebih bisa menjawab tantangan bangsa ke depan. Jika benar Prabowo tidak mencalonkan diri dan lebih memilih sebagai negarawan, itu bisa menjadi teladan," kata Ali, Selasa (7/6).
Lantas bagaimana kriteria ideal seoarang capres di mata Dosen Prodi Ilmu Politik itu?
Kriteria capres harus mampu merealisasikan isi dari konstitusi. Kendati demikian, hal itu dirasanya tak mudah dilakukan.
Faktor adanya gangguan kapitalisme yang condong memberi untung pada segelintir kalangan saja dengan memanfaatkan sumber daya negara. Namun, pemanfaatannya bukan untuk rakyat.
"Itulah mengapa kriteria ini mudah diucapkan, tetapi sulit dilakukan," jelasnya.
Kreiteria selanjutnya, seorang capres harus mampu menjawab tantangan yang tengah dihadapi bangsa yang dirasanya semakin hari semakin berat.
"Katanya Indonesia kaya raya, tetapi apakah masyarakat sudah menikmati hasilnya melalui pendidikan gratis, kesehatan gratis, tunjangan hari tua, dan tunjangan lainnya?" ujarnya.
Kendati demikian, semua pilihan capres merupakan hak dari setiap masyarakat.
Hanya saja, dirinya mengimbau untuk lebih mencermati track record capres yang akan dipilih. Tak hanya itu, masyarakat diminta agar tak terkecoh dengan citra yang ditampilkan oleh para calon presiden.
"Jangan terkecoh seolah-olah peduli dengan rakyat kecil, tetapi tidak diwujudkan dalam sebuah kebijakan yang berpihak kepada rakyat," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News