Kinerja Tumbuh Positif, BRI jadi Penyumbang Laba Terbesar BUMN

10 Juni 2022 16:00

GenPI.co Jatim - BRI berhasil menyumbang laba tertinggi bagi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Bank milik negara itu menyumbang 25,5 persen dari total laba BUMN di Tahun 2021, yang mencapai Rp126 triliun.

Menteri BUMN Erick Thohir dalam rapat dengar pendapat dengan DPR menyebut, raihan tersebut tumbuh tumbuh 869 persen dari Tahun 2020 yang hanya Rp13 triliun.

BACA JUGA:  BRI Dorong Inklusi Keuangan untuk Pemerataan Ekonomi

Direktur Utama BRI Sunarso megapresiasi pencapaian Kementerian BUMN yang berhasil mendorong kinerja seluruh perusahaan plat merah melalui transformasi di tengah kondisi pemulihan ekonomi pascapandemi.

“Oleh karenanya transformasi ini akan terus kami perkuat untuk menjaga keberlanjutan bisnis ke depan,” ujarnya dalam keterangan resminya yang diterima GenPI.co, Jumat (10/6).

BACA JUGA:  BRI Bawa Pelaku UMKM Go Global Hingga Pasar Turki

Sunarso menjelaskan, faktor penopang utama pertumbuhan laba BRI sepanjang 2021 disumbang pada kinerja kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh positif.

Selain juga disertai dengan penurunan biaya bunga yang cukup signifikan.

BACA JUGA:  Muncul Tagihan Biaya Administrasi Rp150 Ribu, BRI Pastikan Hoaks

BRI, kata dia, secara bersamaan mampu mengelola portfolio mix dan kualitas aset sehingga dapat meningkatkan yield asset.

“Raihan laba BRI membuktikan perseroan dapat terus meng-create economic value kepada seluruh stakeholders di tengah kondisi yang menantang,” katanya.

Dia mengungkapkan, BRI pada tahun lalu telah menyetorkan dana sebesar Rp27,09 triliun kepada negara.

Rinciannya, pembayaran pajak senilai Rp20,17 triliun dan pembayaran dividen atas laba tahun buku 2020 senilai Rp6,92 triliun.

Setoran pajak BRI kepada negara ini terus meningkat sejak 2019, yang secara total mencapai Rp82,03 triliun.

Pun demikian, Sunarso menegaskan tetap menyiapkan strategi utama untuk meneruskan capaian positif hingga akhir 2022.

Pertama, selective growth. BRI fokus pada sektor yang memiliki potensi tinggi, dengan eksposur minimum terhadap gejolak eksternal, yaitu sektor pertanian, industri bahan kimia, serta makanan dan minuman.

Kedua, business follow stimulus. Bank plat merah ini berkosentrasi pada pertumbuhan berdasarkan stimulus pemerintah untuk membantu penguatan pertumbuhan ekonomi domestik.

Ketiga, strategi BRI berfokus pada kualitas, selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah.

Selain itu juga menerapkan soft landing strategy dengan membentuk cadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi.

Terakhir, untuk menjaga profitabilitas, BRI fokus pada pinjaman dengan high yield tinggi yaitu segmen mikro dan consumer loan serta meningkatkan efisiensi melalui peningkatan dana murah (CASA).

"Dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang baik, BRI Group akan terus fokus di segmen UMKM, utamanya mikro dan kemudian dengan cara-cara yang efisien, dan value yang diciptakan harus kembali ke mikro," katanya.

Menurutnya, itu akan menjadi putaran bola salju yang makin besar value creation kepada seluruh stakeholders. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM