Pengusaha Perempuan Binaan BRI Sukses Dulang Cuan dari Ecoprint

13 Juni 2022 19:00

GenPI.co Jatim - Ida Rosita warga Surabaya terbilang sukses terjun di dunia fesyen dengan ecoprint. Dia menjadi UMKM binaan BRI.  

Wanita 41 tahun itu menceritakan, kisahnya bermula saat kampungnya di Jambangan, mengikuti lomba Surabaya Smart City (SSC) yang diadakan Pemkot pada 2019.

Dia kemudian mengusulkan pakaian Wanita dengan mengadopsi Teknik ecoprint dengan nama Ecoprint Girly Lestari.

BACA JUGA:  Kinerja Tumbuh Positif, BRI jadi Penyumbang Laba Terbesar BUMN

“Saya sama Bu RT membuat apa gitu di kampung yang sekiranya sama warga bisa bareng-bareng, terus ada lomba SSC tahun 2019, kami buat ecoprint untuk menunjukkan keunggulan atau usaha yang dimiliki kampung kami,” kata Ida.

Ternyata kain ecoprint produksi kampunya mendapat sambutan luar biasa. Bahkan, menjadi daya tarik wisatawan yang datang.

BACA JUGA:  Fasilitasi Mahasiswa Berkarya, BRI Luncurkan BRIWORK di Unej

Berangkat dari itu, Ida kemudian melihat ada peluang usaha dengan kerajinan ecoprint. Dirinya pun lantas memutuskan untuk membuka usahanya sendiri pada 2019.

Setahun berselang, Ida mencoba mengurus izin untuk memperkuat usahanya.

BACA JUGA:  Fee Based Income Bisnis Bancassurance BRI Tumbuh Menggembirakan

"Biar tetap jalan dan tidak mengandalkan penjualannya ketika ada tamu saja datang ke kampung baru kejual, saya pikir harus punya izin-izin agar bisa masuk ke sentra-sentra UKM," bebernya.

Awal mula, Ida mengaku hanya bermodalkan Rp3 juta. Uang tersebut dipergunakannya untuk membeli bahan-bahan membuat ecoprint. Mulai dari kain hingga pewarna alam, belum termasuk peralatan.

Ida dibantu 1-2 orang untuk membangun usaha tersebut. Mereka akan mendapatkan upah ketika ada barang yang terjual.

“Kayak komisi, kami gak gaji tiap bulan. Pokoknya kalau ada yang laku saya kasih (ke yang membantu, red). Jadi tidak terikat,” ujarnya.

Beberapa produk yang diproduksinya, di antaranya, masker dijual seharga Rp20.000 per pcs. Sementara produk termahal adalah ecoprint baju dengan kisaran harga Rp350.000 hingga Rp400.000.

Produk buatannya memiliki ciri khas hasil produk ecoprint yang dibuatnya terletak pada warna yang cerah. Dirinya memilih warna yang disukai konsumen.

Dibantu BRI

Ida mengaku selama merintis usaha kerap dilanda kesulitan modal. Pintu terbuka ketika Ida memberanikan diri mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada BRI untuk membeli alat pengukus kain.

“Saya mengajukan pertengahan tahun 2021. Waktu mengajukan mudah sekali, waktu itu juga ada program diskon. Enam bulan pertama ada diskon, jadi saya ngambil Rp10 juta, tidak banyak, saya hanya butuh untuk beli alat kukusan saja,” katanya.

Berjalan satu tahun, usahanya terkena dampak pandemi Covid-19. Wisatawan yang biasanya datang membeli kain produksinya berkurang drastis.

Dia lantas mencoba untuk menjual secara daring melalui e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, dan PaDi UMKM.

Saat ini produk yang paling laris adalah produk fashion seperti baju, kain, kemeja, mukena, jilbab dan sebagainya.

Setiap bulannya, Ida mampu menjual sekitar 10 produk ecoprint untuk kategori fesyen. Sementara untuk produk lainnya tak menentu tergantung pesanan dan minat.

Ida juga aktif mengikuti berbagai kegiatan, seperti BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR tahun 2021. Selain itu juga iku dalam program Lokal Jatim Keren yang juga digagas BRI.

Dirinya mengaku sering mendapatkan dan mengikuti pelatihan-pelatihan dari BRI, berupa pelatihan ekspor-impor.

“Pengaruhnya ikut pelatihan saya jadi tahu digital marketing, cara-cara menawarkan barang via sosmed, bikin google bisnisku, dan lainnya,” tambah Ida.

Harapannya ke depan, usaha ecoprint miliknya bisa merambah pasar luar negeri alias ekspor. Saat ini itulah cita-cita yang ingin dicapainya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM