GenPI.co Jatim - Sejumlah peternak sapi perah di wilayah Pujon, Kabupaten Malang merugi. Produksi susu merosot tajam akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kondisi tersebut dialami oleh salah satu peternak di kawasan sentra susu sapi Pujon Kidul, Arifin. Dia mengaku harus merugi karena wabah PMK.
Beberapa sapinya mati. Arifin juga tak bisa memerah susu pada sapi yang terinfeksi PMK.
"Di sini banyak peternak yang kehilangan sapi. Salah satunya saya, punya saya lima mati satu. Kalau gini jadinya susu yang diambil berkurang," kata Arif pada GenPI.co Jatim, Senin (13/6).
Penurunan produksi susu yang dialami Arif mencapai 50 persen dari biasanya.
Sebelum wabah menyerang, satu sapi bisa menghasilkan sedikitnya 10 liter susu per hari. Setelah wabah menyerang hanya berkisar lima liter per hari.
"Jelas turun mas, tidak semua sapi bisa diambil susunya secara bersamaan. Kalau satu gak bisa diambil yaudah turun produksi susunya, belum lagi kalau kualitasnya jelek, terpaksa dibuang," imbuhnya.
Dia juga harus mengeluarkan uang ekstra untuk perawatan. Arifin harus merogoh kocek untuk menambah vitamin dan pengobatan bagi sapi-sapinya yang terindikasi terpapar PMK.
Arifin berharap pemerintah bisa segera mengendalikan penyebaran wabah PMK, baik dengan pencegahan seperti adanya program vaksin atau pengobatan teratur pada ternak.
"Saya tidak masalah jika harus mengeluarkan uang untuk obat. Yang penting sehat terus berangsur membaik gitu saja," pungkasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News