GenPI.co Jatim - Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam ikut mengomentari reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo.
Menurutnya ada hal yang menarik, yakni pengangkatan Zulkifli Hasan sebagai menteri perdagangan mengandung unsur politis.
Menurut Surokim, Presiden Joko Widodo ingin merapikan susunan koaliasi. Hal ini semakin kuat karena reshuffle dilakukan mendekati Pilpres 2024.
"Bagaimanapun presiden perlu konsolidasi dan ketua umum termasuk dari konsolidasi politik. Tidak bisa dihindari, kalau yang diangkat ketua umum partai pasti kental nuansa politisnya," kata Surokim saat dihubungi GenPI.co Jatim, Jumat (17/6).
Pergantian personel kabinet pimpinan Presiden Joko Widodo diibaratkannya sebagai satu paket yang mumpuni.
Hal tersebut dirasanya tepat, terutama untuk mengembalikan trust atau rasa percaya masyarakat kepada pemerintah. Sebab, saat persoalan minyak goreng muncul, Mendag sebelumnya terbilang kesulitan mengatasi masalah tersebut.
Walhasil, selain akomodasi politik, reshuffle ini untuk melihat aspek kinerja.
Alasan reshuffle itu disimpulkannya merupakan hal yang sangat beralasan dan tepat diterapkan oleh Presiden Joko Widodo.
"Dari sudut penggantian personel, saya kira tepat. Jadi, seperti peribahasa sekali dayung dua tiga pulau terlampaui," ujarnya.
Surokhim menambahkan, jika Zulkfli Hasan yang saat ini telah menduduki kursi Mendag bisa memperlihatkan kinerja yang bagus, hal tersebut bisa memberikan angin segar bagi PAN.
"Jika dia (Zulkifli Hasan, red) bisa mengendalikan berbagai kebutuhan pokok yang selama ini menjadi catatan publik, saya kira akan cukup memberi efek di PAN," terangnya.
Sementara itu, selain Zulkifli Hasan, Presiden Joko Widodo juga menunjuk posisi mantan Panglima TNI Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto menggantikan Sofyan Djalil sebagai Menteri Anggraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertahanan Nasional (ATR/BPN). (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News