GenPI.co Jatim - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) membuat peternak di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang kalang kabut.
Data yang masuk ke KUD Sumber Makmur, sebanyak 8.000 ekor terpapar PMK. Peternak juga melaporkan sebanyak 250 ekor sapi mati akibat penyakit tersebut.
Jumlah sapi mati itu diperkirakan lebih besar dari jumlah yang diilaporkan peternak.
"Itu data peternak yang melapor. Sebenarnya banyak dari peternak yang tidak melapor, pasrah, dan langsung mengubur sapinya," Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Makmur Sugiono, Rabu (22/6).
PMK telah menimbulkan kepanikan di kalangan peternak Ngantang, Kabupaten Malang.
Banyak dari peternak yang tidak siap menghadapi wabah PMK, memilih menjual sapi perahnya.
"Harganya anjlok sekali, yang biasanya seekor sapi berharga Rp25 juta, sekarang 3 ekor sapi perah menjadi hanya Rp10 juta," katanya.
Sugiono mengungkapkan banyak peternak Ngantang yang trauma karena menerima kerugian yang sangat besar imbas serangan wabah.
Sebagian besar warga Kecamatan Ngantang memang memiliki sapi perah. Tradisi tersebut sudah turun temurun dilakukan.
"Hampir semua warga di sini memelihara sapi perah. Hampir tidak ada yang sapi daging," tuturnya. (mcr26/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News